Dengan
hormat,
Berhunguna dengan sepucuk surat
ini, saya melontarkan salam hangat kepadamu pemimpin yang
bekerja bagi negara Indonesia,
mohon maaf bagi
saya negara Indonesia itu
negara penjajah diatas
tanah papua.
Dari jauh kota kolonial Indonesia saya ingin
menulis surat ini sebagai tanda cintaku, sayangku, rinduhku, benciku, kritikku
padamu Bapak Lukas Enembe.
Saya melihat engkau hanya hadir di layar tv, saya
membaca namamu di media
Harian Tabloid Jubi dan media lainnya, saya melihat kata
manis dan pahit di media massa.
Engkau di kenal setelah engkau di
jubai dengan baju putih seperti malaikat yang bekerja dan mengapdi untuk
rakyat, mensejatrakan rakyat, dan membangun rakyat dan tanahmu sendiri di papua.
Sebelumnya telah engkau menjanjikan
banyak hal tentang rakyat dan juga
tanahmu, hari ini engkau sedang duduk di kursi yang penuh dengan berlumuran darah dan kumpulan
tulang belulang rakyatmu yang sengaja di bunuh oleh para penjajah di gedung
putih yang terbangun dan terjejer di dok II portnumbay.
Berkali-kali engkau menunjukan dua
bola mata dan wajahmu di layar tv dengan berbagai perjanjian yang penuh dengan kebohongan.
Dari kota kolonial ini saya jujur ,saya kecewa dengan
sikapmu, tindakanmu, serta perilakuanmu. Kini saya
ingin mengatakan padamu “kejamnya
dirimu padaku dan pada orang tuaku di atas tanah leluhurku”.
Kekecewaanku hadir ketika engkau sengaja
membiarkan rakyatmu di tahan, di pukul dipenjarakan, bahkan nyawanya di
hilangkan di depan kedua kelopak matamu.
Sering juga saya bertanya, engkau
hadir untuk siapa diatas tanah papua, tanah
yang diberkati Tuhan. Jika
rakyatmu engkau biarkan dan dibunuh oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab?, untuk siapa engkau
hadir jika suara rakyatmu engkau bungkam?, apa yang mau disejatrakan jika pintu demokrasi di tutup? apakah
engkau penegak hukum jika engkau melarang untuk
rakyat untuk bersuara?,
pintu demokrasi di papua engkau menutupnya, ada
apa di balik itu?
apa yang engkau mau jika semuanya engkau mengacaukan.
Jika saya bilang engkau pengkhianat,
memang betul karena engkau membiarkan rakyatmu di penjara, di siksa dan di bunuh.
Jika saya katakan engkau adalah
aktor serta pemikir utama menjadi
teroris memang betul karena engkau memelihara para pembunuh (TNI/POLRI) dengan modal triliun rupiah
di atas tanah papua.
Sampai kapanpun saya akan ingat namamu
Lukas Enembe bahwa engkau adalah
pengkhianat dan pembunuh Orang Asli Papua (OAP) di
atas tanahnya
sendiri yakni bangsa West Papua.
Sekian!
Salam
Pembebasan
By: Desederius Goo
Mahasiswa
Papua Di Yogyakarta
kinee kee...@Sanimala