PNG [M]-- Papua Nugini bersiap untuk pemilihan umum pada Sabtu (23/6/2012). Namun demikian, kritik muncul dari pemimpin veteran, Michael Somare.
Pria gaek berusia 76 tahun itu mengecam pesaingnya Peter O'Neill. Menurut Somare, O'Neill yang membuat Papua Nugini menjadi bahan olok-olok di kawasan Pasifik dan Persemakmuran.
Kemarin, menurut warta AP, O'Neill disumpah menjadi perdana menteri untuk kali ketiga. Uniknya, hanya dalam waktu kurang dari setahun, ia diambil sumpahnya sebagai pemimpin.
O'Neill, pria berusia 47 tahun itu, meraih kekuasaan pada Agustus melalui suatu pemungutan suara di parlemen. Waktu itu, ada masa kekosongan akibat izin istirahat pendahulunya, Michael Somare yang baru dalam masa pemulihan pascaoperasi perpanjangan bedah jantung.
Setelah aktif, Somare menentang O'Neill. Ia membawa kasus ini ke Mahkamah Agung. Lalu, lembaga yudikatif tersebut sudah dua kali memutuskan kalau cara O'Neill mencapai kepemimpinan adalah ilegal. "Michael Somare harus dikembalikan ke posisinya," begitu keputusan Mahkamah Agung.
"Anda telah menunjukkan rasa tidak hormat pada tradisi atau protokol, apalagi aturan hukum," kata Somare yang menyebut dirinya sebagai pemimpin yang sah tentang O’Neill dalam komentar-komentar di surat elektroniknya. "Sangat memalukan apa yang anda lakukan pada Papua Nugini," katanya.
"O’Neill dan penjahat-penjahat pengikutnya telah melewati batas kesopanan. Tindakan-tindakan Anda akan menentukan nasib Anda di kantong-kantong pemilih," imbuh Somare.
Papua Nugini memiliki banyak cadangan gas dan mineral. Kekayaan ini bisa menjadi modal negara itu menggandakan pendapatan.
Awal pekan ini, kelompok bangsa-bangsa Persemakmuran menyeru Papua Nugini menghormati aturan hukum dan kebebasan pengadilan. Sementara, Australia mengingatkan Papua Nugini tentang citranya di dunia internasional.
SUMBER : KOMPAS
SUMBER : KOMPAS
Posts
0 komentar for "Papua Nugini Bersiap untuk Pemilu"