Menurutnya, hasil buku ini sebenarnya cukup banyak karena berasal dari rekaman notulensi konsultasi publik yang dilakukan, tetapi pihaknya bagi menjadi dua kelompok. “Saya berharap buku ini menjadi referensi untuk menetapkan berbagai regulasi dan juga bagaimana proses Papua menuju Tanah Damai yang sesungguhnya,” kata Anum, begitu dia sering disapa.
Di tempat yang sama, Mgr. Leo Labaladjar, OFM, Uskup Jayapura mengatakan, bila bicara tentang Papua tanah damai, sebenarnya pemimpin-pemimpin agama di Papua sudah lama berbicara tentang hal ini. “Saya senang Jaringan Damai Papua dan Aliansi Demokrasi untuk Papua berani bicara tentang Papua tanah damai,” kata Leo Labaladjar.
Menurutnya, yang dituju dalam dialog adalah satu visi yaitu ruang publik bagi Papua dalam dialog. Dialog bukan cuma sekadar omong-omong. Pokok dialog bukan hanya masalah politik, pokok penafsiran sejarah masuknya Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Semua komponen kehidupan menantang untuk didialogkan karena itu kami merasa tepat bila fasilitator mengangkat lima bidang sebagai indikator, yaitu politik, keamanan, hukum dan HAM, sosial, budaya untuk maju mundurnya perjalanan Papua menjadi tanah damai. (Jubi/Aprila Wayar)
0 komentar for "BUKU MENUJU PAPUA TANAH DAMAI DILUNCURKAN"