Rinto Kogoya, Ketua Umum
Aliansi Mahasiswa Papua Komite Pusat, menjelaskan, Peringatan 50 Tahun Aneksasi Papua oleh Indonesia pada 1 Mei 2013 di
Tanah Papua diwarnai dengan aksi represif aparat Militer Indonesia yang
melakukan penembakan kepada rakyat sipil di Kabupaten Sorong dan Biak Numfor.
Penembakan tersebut mengakibatkan ,
Abner Malagawak (22 tahun) warga Distrik Makbon, Kabupaten Sorong
tertembak dibagian ketiak kiri tembus kanan. Akhirnya, Abner tewas ditempat.
Selanjutnya, Thomas Blesia (28 tahun), warga Distrik Sakouw, Kabupaten Sorong
Selatan, tewas terkena timah panas di kepala bagian belakang tembus depan. Saat
ini kedua korban masih berada di rumah mereka masing-masing yakni Distrik
Makbon, Kabupaten Sorong dan Sorong Selatan.
Tak hanya Abner dan Thomas yang
tewas terkena tembakan, tiga warga lainnya mengalami luka-luka. Mereka
adalah Salomina Klaivin (37 tahun), warga Distrik Aimas, Kabupaten Sorong,
Herman Lokden (18 tahun) warga kampung Wulek, Kabupaten Sorong Selatan, dan
Andreas Sapisa (32 tahun) warga Distrik Makbon, Kabupaten Sorong. Salomina
Klaivin, luka-luka karena tertembak di perut, paha bagian kanan, dan dilengan
bagian kanan. Herman Lokden mengalami luka-luka kerena tertembakan di betis
kanan tembus sebelah. Selanjutnya, Andreas Sapisa mengalami luka di bagian ibu jari
kaki kanan akibat terkena peluru panas.
Peristiwa penembakan yang sama juga
terjadi di Kabupaten Biak Numfor, tepatnya pada pagi hari 1 Mei 2013 di jalan
Bosnik, seorang warga asal Kampung Biawer Dwar asal Biak Utara yang bernama
Yance Wamaer (30an tahun), juga diketahui meninggal akibat timah panas aparat
militer Indonesia yang melakukan penyisiran setelah membubarkan secara paksa
peringatan 50 Tahun Aneksasi yang dilaksanankan di Kampung Ibdi.
Dari peristiwa kejahatan
terhadap kemanusiaan yang dilakukan aparat militer Indonesia terhadap rakyat
Papua, maka Aliansi Mahasiswa Papua [AMP] menuntut rezim SBY-Boediono untuk,
segera ; Pertama Tarik Militer (TNI-Polri) Organik dan Nonorganik dari
seluruh Papua sebagai syarat terbukanya ruang demokrasi di Tanah Papua.
kedua Berikan Kebebasan dan Hak Menentukan Nasib Sendiri (The Right to
Self Determination) bagi rakyat Papua sebagai solusi demokratis. (M/Andmin)
0 komentar for "JUMPA PRES AMP, TERKAIT TINDAKAN BRUTAL MILITER INDONESIA DIPAPUA PADA HARI ANEKSASI 1 MEI 2013"