![]() |
(Ilustrasi foto summber www.Acehterkini.com) |
Dogiyai adalah Daerah Otonom Baru yang dimekarkan pada tahun 2008, Dengan pemekaran itu, masyarakat mengharapkan; Pemekaran ini membawah berkah namun nyatanya tidak. Pemekaran membawah trauma dan Malapetaka bagi Masyarakat setempat. APA yang TERJADI dan BERLANGSUNG saat ini…?
>>>>> Jalannya ronda pemerintahanpun berantakkan. Pembangunan di semua bidang majet total. Masalah-demi masalah tertumpuk. Anak-anak yang berumur sekolah jadi anak jalanan. Pemuda-pemuda jadi tukang-tukang palang jalan raya. Mama-mama Papua asli daerah Dogiya yang biasa jual hasil kebunpun jadi terusir dan terpinggir. Budaya Asing menghantam tatanan Hidup Masyarakat Asli Dogiyai yang harmonis. Akibatnya 100 Permasalahan baru bermunjulan, di kalangan Masyarakat Dogiyai, baik di kalangan Kaum Bapa, Kaum Ibu, anak remaja, pemuda-pemudi, Gembala – Pendeta, Katagis, Guru-guru. Semuanya yang dulunya hanya tahu satu masalah jadi tahu dan terpengaruh dengan 100 masalah (sebagai Bapa mengusahakan Rumah, Kayu Bakar, Daging dll; sebagai Ibu mengusahakan kebun dengan cara menanam dan merawat untuk memnuhi makanan pokok sekeluarga; sebagai guru selalu mengaar mengabdi di SD dimana dia ditempati; Sebagai Hamba Tuhan menyiapkan kebenaran dan menyampaikannya pada hari minggu; sebagai pemuda-pemudi selalu hanya sibuk dengan Kegiatan-kegiatan Rohani; sebagai remaja selalu dengan semangat yang berpudar setiap hari minggu ke Gereja) kesemuanya kini hilang lenyap. Mereka sangat di pengaruhi dengan berbagai Budaya luar membuat kegiatan pokok mereka yang turun-temurun sudah lupa. Mereka di pengaruhi dengan berpolitik, perjudian baik togel maupun minuman beralkohol membuat korban Jiwa semakin bertambah. Mereka sangat di pengaruhi dengan kegiatan-kegiatan yang tidak ada faedahnya.
Di bagian birokrasi di tutupi oleh nyamuk-nyamuk malaria yang berperut diut dari luar Papua, akhirnya anyamuk-nyamuk itu menggigit dan mengisap darah-darah pejabat daerah. Akhirnya otak para pemimpin Daerah baik semua Kepala Dinas, sekda asisten, Bupati dapat Malaria Tropika Pres 4,5 dan 6 sehigga mereka beterbangan lewat Jendela dan lobang-lobang yang ada digedung yang mereka tempati. Mereka makan di Nabire Berak di Jawa-Jakarta, minum di Jakarta kencing di Dogiyai.
Dengan ini sebagai kesimpulan saya hanya tiga pertanyaan bahwa “ Bapak - Bapak Senior yang ada di Birokrasi dan kaka-kaka Senior yang ada di DPR Mau bawah kemana kita punya Daerh ini….? Mau bawah kemana kita punya anak-anak dan Masyarakat…? Kapan mau Prioritaskan Pendidikan, Kesehatan Dan Ekonomi pada Masyarakat asli Daerah Kabupaten Dogiyai…?
Ini semuanya terjadi hanya karena pemekaran liar yang tidak memenuhi syarat-syarat pemekaran.
Penulis adalah Mahasiswa asal Dogiyai yang Kuliah di Jurusan Keguruan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Cenderawasih Jayapurapapaua
0 komentar for " “PEMEKARAN MEMBUAT HANCURNYA TATANAN’ HIDUP MASYARAKAT SETEMPAT"