Tim Penulis : Cunding Levi, Nurmalina Umasugi dan Ayu Hamsina
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) Provinsi
Papua 2006 – 2011 yaitu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang dapat
terjangkau dan melayani masyarakat di seluruh pelosok tanah Papua
dengan titik berat kepada upaya pencegahan penyakit dan kebijakan
pembebanan biaya kesehatan yang serendah – rendahnya.
Tahun 2011 lalu, Pemerintah Provinsi Papua mencanangkan visi “Kampung
Sehat Menuju Papua Baru Sehat Tahun 2011”, guna mencapai visi tersebut,
Dinas Kesehatan Provinsi Papua, kata drg. Josef Rinta (Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Papua), sudah menyelenggarakan pembangunan kesehatan
dengan seksama dan memperhatikan dasar-dasar pembangunan kesehatan
sebagai mana tercantum dalam : Rencana Pembangunan Kesehatan menuju
Indonesia Sehat Tahun 2010, yaitu :
1. Membuat rakyat sehat melalui pemberdayaan Masyarakat sampai Tingkat kampung agar mampu mandiri hidup sehat.
2. Membuat rakyat sehat melalui penyediaan, pemeliharaan danpeningkatanPelayanan Kesehatan sampai tingkat kampung yang bermutu merata dan terjangkau.
3. Membuat rakyat sehat melalui peningkatan kualitas dan profesionalisme sumber daya tenaga kesehatan sampai ke kampung.
4. Membuat rakyat sehat melalui peningkatan sistem kebijakan dan manajemen termasuk Penelitian Pembangunan Kesehatan (Litbangkes) danInformasi Kesehatan.
5. Membuat rakyat sehat melalui Peningkatan Penyelenggaraan Pemerintahan.
Sebetulnya pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agarterwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Namun
jika dilihat dari minimnya tenaga kesehatan yang tersebar di seluruh
pelosok di Papua, maka bisa dipastikan program “Kampung Sehat Menuju
Papua Baru Sehat Tahun 2011”, tidak akan mudah tercapai. Data yang kami
peroleh, ketersediaan tenaga medis hingga saat ini masih kurang di
provinsi Papua. Jumlah tenaga kesehatan di Provinsi Papua secara rasio
telah mencukupi, namun masih terjadi persoalan adalah persebarannya.
Persebaran tenaga medis dikatakan belum merata, survei membuktikan bahwa
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan perkotaan lebih
banyak dibandingkan dengan tenaga di wilayahyang jauh dari perkotaan.
Padahal kita ketahui untuk mencapai tujuan daripada “Kampung Sehat
Menuju Papua Baru Sehat Tahun 2011” perlu diselenggarakan pembangunan
kesehatan yang berkesinambungan baik oleh Pemerintah Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kotamaupun masyarakat termasuk swasta.
Menurut data yang kami peroleh dari profil Kesehatan Provinsi Papua
Tahun 2010, Kampung sehat menuju Papua baru sehat tahun 2011 adalah
suatu keadaan dimana masyarakat kampung yang berada di wilayah Provinsi
Papua di tahun 2011 menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah
dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas
dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk
gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan, perilaku yang
tidak mendukung untuk hidup sehat.
Pemerintah Provinsi Papua pada tahun lalu mengangggarkan dana yang di
sharing dari dana APBD Provinsi Papua senilai Rp. 222.742.000.685 dan
dana Belanja Langsung dari alokasi dana OTSUS sebesar Rp.194.023.057.685
dan dana Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 28.718.943.000, dana APBN
senilai Rp. 270.826.066.000, dana Dekonsentrasi Rp.17.471.766.000, dana
Alokasi Khusus (DAK) Provinsi Papua senilai Rp. 9.350.600.000 dan dana
Alokasi Khusus (DAK) Kab/Kota yaitu sebesar Rp. 244.003.700.000.Dana-
dana tersebut tentunya diperuntukan untuk mendukung program Kampung
Sehat Menuju Papua Baru Sehat Tahun 2011, yang diterapkan di 29
Kabupaten dan Kota di Papua dan untuk membiayai fasilitas tenaga media
secara merata di 29 Kabupaten dan Kota se-Papua.
Akibat kurangnya ketersediaan tenaga medis yang merata hingga ke
kampung – kampung, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Drg. Josef
Rinta R, M.Kes mengaku pembangunan kesehatan secara berkesinambungan
dalam tiga dekade, oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua dinilai telah
cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan. Namun jika dibandingkan
dengan daerah – daerah lain, Provinsi Papua masih terhitung rendah, hal
ini disebabkan oleh masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan, belum
meratanya sarana dan tenaga pelayanan kesehatan sehingga masyarakat
sulit untuk akses terhadap tempat pelayanan kesehatan.
Rasio Puskesmas pada tahun 2010 di Provinsi Papua, secara konsep wilayah kerja Puskesmas sudah memenuhi rasio Puskesmas secara nasional, yaitu rata-rata satu unit Puskesmas melayani 30.000 penduduk. Ini berarti bahwa secara provinsi, diharapkan Puskesmas dapat menjangkau penduduk sasaran di wilayah kerjanya yang rata rata satu unit Puskesmas diProvinsi Papua melayani 9.000 – 10.000 penduduk.
Dalam rangka menjangkau penduduk sasaran, Puskesmas dibantu oleh
Pustu (Puskesmas Pembantu). Jumlah Pustu pada tahun2010 sebanyak 685
unit. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas, beberapa
Puskesmas telah ditingkatkan menjadi Puskesmas perawatan.
Pada tahun 2010 jumlah Puskesmas perawatan sebanyak 89 unit. Pada
tahun 2004-2010 perkembangan jumlah Puskesmas perawatancenderung
bertambah seiring dengan adanya pemekaran kabupaten dan adanya Dana
Alokasi Khusus yang dialokasikan untuk peningkatan pelayanan kesehatan
dasar, yaitu pembangunan/peningkatan Puskesmas rawat jalan menjadi
Puskesmas perawatan. Sementara itu, jumlah Puskesmas keliling pada tahun
2010 perahu/boat sebanyak 131 unit, kendaraan bermotor roda empat
sebanyak 136 unit, dankendaraan roda dua sebanyak 584 unit.
Pada tahun 2010 jumlah rumah sakit di Provinsi Papua sebanyak 29
unit, terdiri atas rumah sakit milik pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota dan TNI/Polri sebanyak 22 unit (75,9%), dan yang dikelola
swasta sebanyak 7 unit (24,2%). Terdapat 3 unit rumah sakit milik
Pemerintah Provinsi Papua, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura Dok
II, Rumah Sakit Umum Daerah Abepura dan 1 unit rumah sakit khusus (Rumah
Sakit Jiwa Abepura).
“Yang sangat penting adalah partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan masih rendah serta kesadaran untuk hidup sehat juga masih rendah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Drg. Josef Rinta R. M,Kes.
Secara umum, Provinsi Papua masih menghadapi beban ganda dalam
pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya beberapa penyakit menular
sementara penyakit tidak menular atau degeratif mulai meningkat.*
0 komentar for "KAMPUNG SEHAT MENUJU PAPUA BARU SEHAT, HANYA MIMPI"