FILEP KARMA "TAPOL" |
Dialog damai antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Indonesia
yang sedang diusung oleh Pater Neles Tebai dan kawan-kawan menurut
Filep Karma, Tahanan Politik (Tapol) Papua dapat saja dilaksanakan,
tergantung pada Presiden Republik Indonesia, Soesilo Bambang Yudhoyono
(SBY).
“Menurut saya, proses dialog damai tidak tergantung siapa yang
menjadi pemimpin atau gubernur Papua saat ini. Dialog itu tergantung
pada Presiden Indonesia, SBY,” demikian tutur Karma kepada
tabloidjubi.com yang berkunjung ke Lapas Klas IIA Abepura belum lama
ini.
Bagi Karma, dialog bukanlah sebuah wacana baru Orang Papua karena Tom
Beanal bersama Tim 100 juga pernah ke Jakarta untuk berdialog dengan
Pemerintah Indonesia.
“Sekarang tinggal itikad baik dari Pemerintah Pusat saja. Istilahnya
begini, Orang Papua siap berdialog tetapi Jakarta yang tarik ulur atau
cari-cari alasan. Kalau Jakarta bingung, mau bicara dengan siapa karena
banyak faksi seharusnya Jakarta tahu bahwa yang mau berunding adalah
orang atau pihak yang selalu bermasalah dengan Pemerintah Indonesia atau
yang beroposisi dengan pemerintah yaitu TPN-OPM, Tapol dan diplomat
Papua yang berada di luar negeri saat ini,” ungkap Karma lagi.
Jadi menurut Karma, kalau mau bilang tokoh agama, tokoh adat, tokoh
perempuan yang menjadi wakil dalam dialog tersebut itu hanyalah omong
kosong belaka.
“Saat kami buat aksi lalu ditangkap dan dibungkam setelah itu baru
mereka mulai bicara mengatasnamakan kami atau Rakyat Papua. Bila dialog
memang akan terlaksana maka dialog harus dilakukan di luar negeri, di
negara yang netral karena kami perlu bicara dengan bebas tanpa
intimidasi, teror, penculikan, penghilangan dan pembunuhan. Saya menilai
bahwa wakil dalam dialog juga harus ditentukan oleh tiga pihak yang
beroposisi dengan pemerintah tadi,” demikian harap Karma pada proses
dialog. yang masih terus berproses ini. (Jubi/Aprila Wayar)
SUMBER: JUBI
0 komentar for "ADAT, AGAMA DAN PEREMPUAN WAKIL DALAM DIALOG JAKARTA-PAPUA? ITU OMONG KOSONG"