By Mypapua
|
Matius Murib, Koordinator Pembela HAM dan Direktur Baptis Voice di tanah Papua
|
PEMBELA HAM DI TANAH PAPUA PROTES DAN MENOLAK
PERNYATAAN PADA BUKU BARU “THE WORLD UNTIL YESTERDAY, WHAT WE CAN LEARN
FROM TRADITIONAL SOCIETIES,”
OLEH JARED DIAMOND
(Dunia Sampai Kemarin, Apa yang kita bisa belajar dari masyarakat adat).
Press Realisse:
Pembela HAM di tanah Papua sangat protes dan menolak pernyataan pada
buku baru oleh Jared Diamond tentang orang pribumi dengan judul
bukunya; “The World Until Yesterday, What we can learn from traditional
societies,” (“Dunia Sampai Kemarin, Apa yang kita bisa belajar dari
masyarakat adat”).
Buku ini menyebarkan prasangka rasis tentang
orang Papua, dan penulis buku ini akan sampai di Inggris hari ini tangal
30 Januari 2013. Dan pada tanggal 05 Februari 2013 dia akan berpidato
di London-Inggris dan publik di Eropa dan dunia akan menikmati
informasi yang sangat sepihak.
Penulis buku ini seharusnya
berpandangan positif tentang orang pribumi; oleh karena sih penulis
sampaikan bahwa kita bisa belajar dari masyarakat adat. Namun, ada
sejumlah masalah besar dengan buku ini yang penulis sampaikan pesan yang
berbahaya dan merendahkan; antara lain:
1. Terkesan bahwa
seolah-olah orang pribumi di Papua masih mewujudkan hidup mereka pada
hidup ribuan tahun yang lalu. Ini tidak benar dan memperkuatkan ide
yang rasis bahwa orang pribumi adalah ‘terbelakang,’ ‘hidup dalam masa
lalu,’ atau bahkan ‘zaman batu.’
2. Terkesan bahwa perang suku
dan kekerasan, yang difokuskan terhadap orang dari suku Dani pada
tahun1960-an. Penulis merincikan perang suku Dani sebagai ‘perang
kronis.’ Dia bilang bahwa ‘Orang Dani berperang setiap bulan selama
setiap tahun.’ Kesan untuk sih pembaca adalah bahwa orang pribumi dari
suku Dani ini adalah keras dan buas, menguatkan prasangka yang sering
dipakai untuk merugikan orang pribumi.
3. Jared Diamond,
penulis buku ini, juga berpendapat bahwa orang pribumi sudah mendapat
manfaat dari penguasa Negara dalam kehidupan mereka karena penguasaan
ini sudah menghentikan perang suku. Dia menulis: “Orang Nugini
menghargai manfaat dari perdamaian yang dijamin oleh penguasaan Negara,
yang mereka tidak bisa mencapai sendiri.” Dia juga menulis bahwa
“kebanyakan masyarakat skala-kecil menjadi terjebak dalam siklus
kekerasan dan perang. Pemerintah Negara memberikan pelayanan luar biasa
dalam memutus siklus-siklus ini oleh kedatangan mereka sebagai
pemonopolian kuasa.”
4. Yang kami memprotes Jared Diamond
adalah karena penulis buku ini sama sekali tidak menyebutkan kebrutalan
prajurit atau militer Indonesia dalam aksi pembunuhan, pemerkosaan dan
pengusiran orang Papua Barat.
5. Buku ini terkesan sangat
tidak berimbang dan obyektif dengan realitas di tanah Papua sampai hari
ini; dari penulisan seperti ini, kami menduga penulis adalah agent atau
kaki-tangan penguasa untuk melemahkan posisi dan eksistensi kehidupan
masyarakat pribumi dan suku-suku asli di tanah Papua.
6.
Penulis buku dan penguasa harus berhenti dan stop memberikan
stigmanisasi yang merendahkan martabat dan harkat masyarakat pribumi,
seperti suku Dani dan 200-an lebih suku-suku asli di tanah Papua.
7. Penulis buku ini, Penguasa dan semua pihak harus tahu bahwa sejak
tahun 1960-an hingga hari ini, 30 Januari 2013 yang dominan menggunakan
cara-cara dan pendekatan kekerasan dan dengan cara sangat brutal adalah
militer Indonesia, yang dikenal institusi yang bernama TNI dan Polri
bukan masyarakat pribumi yang adalah orang asli Papua.
Salam damai untuk semua dari tanah yang dikenal situs kekerasan dan wilayah konflik Papua Barat.
Kontak Person:
Matius Murib, Koordinator Pembela HAM dan
Direktur Baptis Voice di tanah Papua
Jalan Pipa Air Uncen Atas, Abepura, Jayapura, Papua Barat
Mobile: 08124892975, email: matiusmurib@yahoo.com, BB: 2A97B47C
Follow any responses to the RSS 2.0. Leave a response
0 komentar for "Pembela Ham, Protes dan Menolak Pernyataan buku baru oleh Jared Diamond"