Jakarta Darurat karena Banjir, Papua darurat Karena Pelanggaran HAM
Kondisi rill sementara Jakarta dan Papua sangat darurat, dikarenakan, banjir di ibukota Negara Indonesia di Jakarta,
sedangkan Papua mengalami Gudang Pelangaran Hak Asasi Manusia (HAM). Hal ini muncul
karena Pemimpin Elit-elit Daerah maupun Pusat, gagal mengatasinya. Itu sebabnya
banyak persoalan bertubi-tubi muncul di kalangan masyarakat Jakarta dan Papua.
JAKARTA DARURAT KARENA BANJIR
Jakarta merupakan Ibukota Negara Rebublik Indonesia, Gubernurnya Jokowidodo, sampai saat ini
Jakarta mengalami Banjir, Pada tanggal
17 Januari 2013, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengumumkan status darurat banjir untuk
Jakarta setelah jatuhnya 5 korban jiwa dan 15.447 warga terpaksa mengungsi.
Pada saat itu, BNPB mencatat banjir telah menggenangi 500 RT, 203 RW di 44
kelurahan yang tersebar di 25 kecamatan, kemudian Badan Nasional Penanggulangan Bencana
menyatakan jumlah resmi korban yang tercatat selama banjir Jakarta 2013, pada
tanggal 18 Januari 2013, adalah 12 orang, dengan rincian 5 orang karena
disetrum listrik, 2 orang karena kedinginan, 2 orang karena terpeleset atau
jatuh, 1 orang karena hanyut, 1 orang karena usia lanjut, dan 1 orang sudah
ditemukan meninggal di rumah, di lansir www.kompas.com Sekarang ini 121 titik pengungsian, baik itu yang disediakan oleh
pemerintah maupun yang terpaksa ad hoc dilakukan oleh masayarakat. Demikian
juga yang dilakukan oleh Basarnas telah melakukan evakuasi lebih dari 400 orang
dengan overcraft, boat, rescue car, dan membantu distribusi," paparnya.
PAPUA DARURAT KARENA PELANGGARAN HAM
Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), sumber aktor utama Pelanggaran Ham
Papua “Trikora 19 desember 1961, Aneksasi 1 mei 1963, Pepera 1969, Trans
Migrasi 1970-an, Otsus, UP4B, Pemekaran”. lahir di Papua sejak Indonesia mulai
menginjak kaki pertama melalui Trikomando Rakyat, saat itu Sukarno menumumkan
bahwa Segera bubarkan Negara Buatan belanda terhadap Negara West Papua. Di Alun-alun
utara Yogyakarta pada 19 desember 1961. belanjut
1 mei 1963 Hari Aneksai, Belanda serakan Status Politik Ke tangan UNTEA, kemudian
Untea serakan Ke Indonesia. Untuk Kepentingan Politk ekonomi salah satunya PT.
Freeport Indonesia di Tembagapura.
Dan Pepera 1969 dilakukan versi Indonesia dengan musyawarah seharusnya “One
Man One Voice”, satu orang satu suara, tetapi mereka melakukan dengan Cara-cara
Indonesia ini terbukti melakukan Pelanggaran Ham. Kemudian dalam Pelaksanaan
PEPERA itu, banyak Intimidasi, Teror, terhadap Masyarakat Papua saat itu. Lebih
bahaya lagi, mereka Indonesia dengan Kekuatan militer Tentara dan polisi
melakukan tekanan demi tekanan terhadap rakyat Papua akhirnya Pepera di
menangkan oleh PBB ke Tangan Indonesia. Pada hal rakyat Papua barat saat itu
mereka ingin menentukan Nasib sendiri, di saksikan langsung oleh Fernando Ortiz-Sanz. Dia
mengakui saat Pelaporan hasil Pepera di Sidang Umum PBB.
Sampai saat ini, Komnas HAM menerima
lebih dari 6.000 laporan pelanggaran HAM di Papua sepanjang tahun 2012. Tidak termasuk
1969-2011. Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai. lansir www.kompas.com di
Jakarta, Rabu (19/12/2012) lalu, mengatakan, dia menerima lebih dari 4.000
laporan sepanjang Januari-Oktober. "Hingga November-Desember total ada
6.000 lebih laporan yang masuk. Aktivis West Papua
merdeka, Ketua Komite Nasional Papua
Barat (KNPB), Victor Yeimo mengatakan, 22 aktivis KNPB
dibunuh, 51 masih mendekam di penjara, dan belasan lainnya DPO dengan
tuduhan makar. “Selama tahun 2012, 22 anggota KNPB telah dibunuh penjajah, 51
masih mendekam dalam trali besi penjajah. Belasan lainnya DPO dengan tuduhan
yang tidak benar,”kata Victor kepada majalahselangkah.com,
Senin (01/01) lalu. Kata dia, walaupun Indonesia menerapkan UU terorisme, KNPB
tetap komitmen untuk terus menyuarakan apa yang disuarakan selama ini. “Walau
Indonesia mulai melegalisasi pembunuhan mereka dengan siasat modern seperti UU
Terorisme, KNPB tidak akan gentar,”
Kemudian
Pelangaran Ham lahir karena Otonomi khusus Papua. Uang Otonomi Khusus (Otsus) Papua adalah uang dari darah orang
Papua. Otsus ada karena permintaan orang Papua untuk meminta merdeka.
Pernyataan ini dikeluarkan salah satu tokoh Papua dari Merauke, Johannes Wob
saat menemui tabloidjubi.com di Abepura, Kota Jayapura, Papua, Rabu (9/1). Memang
benar Otsus dengan UU 21 tahun 2001, Semua Sistim Daerah, kepijakan kembali ke
papua tetapi Perakteknya di Kendalikan Oleh Jakarta. Majelis Rakyat Papua (MRP) di bentuk Untuk
mengontrol Semua uang Otsus tepapi semua
di Kontrol oleh Jakarta Pusat. Hasilnya tidak maksimal, otsus Papua sudah gagal
mensejahtrakan rakyat, mereka menghasilkan Pelanggaran Ham di Papua.
Tidak
lupa juga Unit Percepatan
Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B) Juga Mengandung
pelangaran Ham katanya,
lembaga yang dibentuk untuk mendukung koordinasi, memfasilitasi, dan
mengendalikan pelaksanaan Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan
Provinsi Papua Barat. UP4B dibentuk dengan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2011. UP4B
memiliki masa kerja sampai dengan tahun 2014 dan berkedudukan di ibukota
Provinsi Papua. UP4B dipimpin oleh seorang Kepala UP4B Bambang Darmono. Itu juga
jelas-jelas bahwa Unit Percepatan Pemusnaan orang Papua dan papua barat.
Sejarah Bukti fisik
kekerasan aparat keamanan (Tni-Polri) juga melakukan pelanggaran Ham, khususnya
terhadap rakyat Papua Barat telah dimulai sejak Papua Barat Pada Tahun 1963.
sekitar pada tahun 2000, ELS-HAM Papua melaporkan korban kekerasan aparat
keamanan di sebagai wilayah di Papua Barat. Kabupaten Paniai antara tahun
(1968-1998) tercatat meninggal 614, hilang 13, diperkosa 94; Kabupaten
Biak (1962-1972 dan 1998) meninggal 102, hilang 3, dianiaya 37, ditahan
150; Kabupaten Wamena (1977), Kecamatan Kelila 201 orang tewas,
Kecamatan Asologaima 126 orang tewas, Kecematan Wosi 148 orang tewas; Kabupaten
Sorong (1965-1999) meninggal 60 orang, hilang 5 orang, diperkosa 7 orang;
dan Kabupaten Jayawijaya (1996-1998) meninggal 137 orang, hilang 2 orang,
diperkosa 10 orang, diniaya 3 orang, di bakar 13 gereja, 13 kampung, 166 rumah
dan 29 rumah bujang serta kabupaten lainnya masih belum terdata dengan baik. Data
lain menyebutkan bahwa pada tahun 1969 seorang kepala sekolah perempuan di
Sarmi bernama Ester Yanteo ditelanjangani serta di alat kemaluannya
dibakar dengan api rokok. Jemburwo, aparat keamanan memerkosa para
wanita. Aparat keamanan memasukan pasir ke dalam alat kemaluan para
perempuan serta dimasukan ke dalam karung dan kemudian di ceburkan kedalam
laut.
Tahun 1968, 162 orang
penduduk Arfak tewas di bunuh aparat keamanan , 28 penggunsi yang sedang
berusaha kembali dibunuh oleh aparat keamanan. Tahun 1970 sebelum perlakuan
buruk terhadap 80 wanita dan anak-ank terjadi seorang wanita yang sedang hamil
bernama, Maria Bonspia, di tembak mati oleh aparat keamanan dan bayinya
dikeluarkan dari perutnya dan dipotong.
Saudara perempuan wanita itu diperkosa dan dibunuh oleh sekelompok aparat
keamanan Indonesia. Rakyat Papua selanjutnya mendengatar tentang adanya
pembantaian 500 penduduk desa di daerah Lereh. Pada tahun 1970, sejumlah
pemimpin desa ditangkap dan dimasukan dalam helihkopter. Mereka belum pernah
naik pesawat dan sangat ketakutan. Helicopter-helikopter tersebut lepas landas
dan terbang melintasi perbukitan setempat dan mereka dibuang dari ketinggian
300 meter hingga mati tulang belulang. Pada tahun 1977, pihak aparat
keamanan Indonesia menindas secara keras setiap bentuk perlawanan
masyarakat. Seorang wartawam Australia ketika memasuki suatu daerah
diberitahu oleh seorang pegawai pemerintah bahwa 900 warga yang melawan telah
di bunuh oleh aparat keamanan. KOMPAS sebuah harian terkemuka di Jakarta, memberitakan bahwa
sungai Baliem dipenuhi oleh jasat manusia. Pada tahun 1981, 30.000 lebih
orang di bunuh di tanah Papua. Ketua Presidium Dewan Papua
(PDP) Theys Hiyo Eluay hari Sabtu, 10
November 2001
diculik. Esok harinya, ia ditemukan telah tewas di Koya tengah, Kecamatan Muara
Tami, Kabupaten Jayapura.
Jenazah Theys ditemukan tertelungkup di jok mobil Toyota Kijang
dengan wajah babak belur dan luka di pelipis, dahi, dan leher (2001), Data-data kekerasan aparat keamanan
Indonesia (2000-2006) belum terdata dengan baik.
Hingga pada kasus
penembakan aparat militer dan kepolisian terhadap penambangan emas
tradisional di sekitar areal PT Freeport Indonesia pada Kamis, 24 Mei 2007
pukul 17.00 waktu Papua Barat. Empat orang tertembak mati adalah (1) Daro
Tabuni, (2) Head Tinal, (3) Stefanus Songgonau, dan (4) Anton Jikwa. Sementara
itu, tiga orang yang masuk rumah sakit belum teridentifikasi
identitasnya. Wamena Kasus penembakan terhadap Opinus Tabuni 9 Agustus 2008.
Jayapura kasus Penembakan Mahasiswa Menjelang
Pemilu 2009 Erik Logo (paha dan bagian perut/meninggal dunia, F. Mabel
(meninggal dunia) dan tiga orang lainnya Luka-luka berat. PuncakJaya,
Video kekerasan Penyiksaan Warga Sipil Puncak Jaya rekaman situs Youtube
adalah aknum Anggota Tentara (22/10) Jakarta (voa-islam.com) korban
tersebut sudah meninggal Komnas Ham di Papua (12/10).
Kabupaten Dogiyai (13 April
2011) Polisi mengeluarkan tembakan yang ditujuakan kepada rakyat sipil hasil
dua warga sipil masing-masing Dominikus Auwe (27) dan Aloysius Waine (25) tewas
terkena proyektil. Akibat tindakan brutal aparat kepolisian tersebut, menelan
korban seorang buruh yang tertembak dibagian dada kirinya hingga meninggal dan
melukai 2 orang buruh yang terkena peluru karet di bagian punggung serta 2
orang lainnya terluka dibagian kepala akibat pukulan, serta korban lainnya yang
juga mengalami luka. Jayapura penembakan brutal Konggres Papua III
19 Oktober
2011 Korban tewas: 1.James Gobay (25), 2. Yosaphat Yogi (28). 3.Daniel Kadepa
(25). 4. Maxsasa Yewi (35). 5.Yacob Samonsabra (53). 6.Pilatus Wetipo (40).
Korban luka : 1.Ana Adi (40). 2.Miler Hubi (22). 3. Matias Maidepa (
25). Diperkirakan sekitar 380 orang
ditangkap (360 orang berdasarkan pengakuan Kapolresta kepada tim Kontra pada 25
Oktober). Penangkapan dilakukan oleh anggota polisi didalam lapangan sepak bola
Zakeus Jayapura Papua (2011).
Degeuwo, penembakan yang berdasarkan data awal dikabarkan
telah menewaskan 8 orang warga sipil. 8 warga Paniai ditemukan tewas di kawasan
tambang Degeuwo. Mereka ditembak polisi pada 13 November 2012 lalu. Menurutnya,
berdasar kejadian sebelum bahwa polisi kerapkali membekingi pemilik perusahaan
dan para pengusaha asal luar Papua. Sementara warga setempat yang tewas karena
mencoba mempertahankan tanahnya dari aktivitas pendulangan emas. Salah satu
korban adalah Matias Tenouye (30), warga yang tertembak di Bayabiru oleh Oknum
Brimob.
Paniai, Data terbaru
TPN-OPM menyebutkan, enam orang juga terluka terkena peluru tajam. “Penembakan
saat itu membabi buta. TNI-POLRI diserang dari helikopter, juga dari darat.
ABRI masuk dan menembak siapa saja yang ada di depan,” kata Leo Yeimo, juru
bicara Tentara Pertahanan Nasional Organisasi Papua Merdeka Divisi II Makodam
Pemka IV Paniai, Kamis, 15 Desember 2011. (Media: Tabloidjubi, Papuapos) Korban
meninggal menurut versi TPN-OPM, yakni Tapupai Gobay, 30 tahun, terkena
tembakan di dada; Tawe Awe Bonai (30), kepala hancur; Uwi Gobay (35), tertembak
di perut; Wate Nawipa (25), tertembak di bagian punggung; Martinus Gobay (29),
kepala hancur; Owdei Yeimo (35), terkena di punggung; Ruben Gobay (25),
tertembak di perut; Paulus Gobay (42), tertembak di perut; dan Bernadus Yogi
(23) tertembak di dada, Selain itu, Damianus Yogi (15), tertembak di punggung;
Simon Kogoya (40), tertembak di perut; Simon Yogi (30), tertembak di kepala;
Lukas Kudiai (25), tertembak di dada; dan Alfius Magai (20), kepala hancur. Sementara korban luka,
yakni Paskalis Kudiai (15), terserempet peluru di bagian kepala; Martinus
Kudiai (30) tertembak di tangan; Daud Mote (40), tertembak di paha; Amandus
Kudiay (43), terluka di lengan; Yohan Yogi (21) di bagian kaki; dan Mon Yogi
(20) tertembak di punggung . (Vivanews,
inilah.com, Bintangpapua.com) Puncakjaya,
wartawan Papua Pos Nabire grup surat kabar harian Pasifik Post, Leiron Kogoya yang
tertembak di leher di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Minggu (8/4). Aparat
Militer tidak perungkap siapa pelakunya belum berasil tangkap pelakunya. (Papuapos.com)
Jayapura, Selasa, 1 Mei 2012 ketika ribuan buruh
berdemonstrasi menuntut kesejahteraan di berbagai kota, ada sekelompok
aktivis pro Papua merdeka di Tanah Papua memanfaatkannya untuk
berdemonstrasi menuding Indonesia telah menduduki Tanah Papua secara ilegal
melalui referendum (PEPERA tahun 1969) yang dinilainya penuh rekayasa. Dua media
online lokal Papua (tabloidjubi.com dan suarapapua.com)
memberitakan, seorang mahasiswa STIE Port Numbay bernama Thei Karoba (26 tahun) tertembak
di perut saat pulang demo 1 Mei bersama kelompok massa yang digerakan
oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) pimpinan Mako Tabuni dan Buchtar Tabuni
itu. Korban sudah meninggal dunia dan sejak tadi malam pukul 22.00 WIT
jenazahnya sudah di bawa ke Asrama (mahasiswa) Tolikara, tempat tinggal korban
selama ini.
Menurut saksi korban, Mako Tabuni (ketua I KNPB) yang
adalah pemimpin demo itu sendiri, saat penembakan terjadi,
korban sedang berada di atas truck yang mengangkut massa pendemo pulang.
Tembakan datang dari arah depan oleh orang tak dikenal. Lokasi penembakan
persis antara Kampus Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) dengan
Markas Korem di Padang Bulan, Abepura. Saya coba membaca secara jeli
kronologi peristiwa penembakan tersebut, dengan menggunakan dua sumber berita
media online loka tadi. Saya menemukan beberapa kejangggalan. (suarapapua.com). Dalam kasus
penembakan di Papua, kepolisian dianggap tak pernah mengumumkan siapa pelaku
sebenarnya. Nabire, Dua orang warga sipil, Selvina Muyapa dan Melianus Nawipa
dipukul oleh aparat Kepolisian Resort Nabire, ketika terlibat dalam aksi demo
menolak kehadiran Letjen TNI (Purn) Bambang Darmono bersama rombongan Unit
Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) di Kabupaten Nabire, Papua,
Kamis (10/05/2012).
“Kedua orang itu dapat pukul dari aparat kepolisian saat demo tolak kedatangan Bambang Darmono dan team UP4B dari Jakarta,” kata Yones Douw, salah satu kordinator aksi. Menurut Yones, saat terjadi pembicaraan antara aparat kepolisian dengan massa aksi, sempat terjadi keributan kecil akibat kesalahpahaman, sehingga terjadi benturan fisik yang dilakukan oleh aparat kepolisian. (umaginews.com, Tabloidjubi.com) Yapen Serui, Pembakaran Rumah warga dan Penangkapan Aktivis Papua Merdeka (29 Mei 2012)oleh oknum aparat Militer (Tni-Polri) dalam Operasinya di kampung Wanampompi Kecamatan Angkaisera, Pihak Penegak dan pelindung rakyat ini melakukan tindakan pembakaran rumah warga dan menyita 2 buah bendera Bintang Kejora, 2 Parang, 1 Senjata angin milik warga.Selain mengambil barang barang tersebut, Pihak TNI/Polisi juga menangkap 1 orang warga masyarakat yang menurut Polisi /TNI adalah TPN/OPM bernama (Tn. John Nuntian). Setelah menangkap Tn.Jhon Nuntin dan Barang barang tersebut Pihak TNI/Polisi membawanya ke Mabes Polresta. (Tabloidjubi.com vivanews.com)
Degeiwo Paniai, "Kasus Tertembaknya 5 warga sipil di
Degeuwo, 15 Mey 2012" pada jam 18.30, di tempat bilyard milik Ibu Yona
datang beberapa orang Pemuda asal Suku Wolani, yaitu; Selvius Kegepe (19Th),
Lukas Kegepe (18 Th), Amos Abaa (17 th), Markus Abaa (16 Th), Obeth Kegepe
(30 Th), Habel, mereka ini datang dari Lokasi 81 (Tempat kerja mereka, karena
mereka karyawan disana) setelah mereka bekerja, ada diantara mereka ingin
bermain bilyard ada juga yang sekedar menonton saja, setelah kami tiba di
tempat bilyard, saat itu kami lihat tidak ada orang bermain bilyard dan meja
bilyard tertutup oleh karpet, (tidak seperti yang diberitakan bahwa ada orang
sedang bermain) karena sudah akrab dengan ibu yona. Korban di areal
pertambangan Ilegai Menurut Kepala Suku Matias Nagapa, bahwa pada Rabu
(15/05) sekitar pkl 17.00 WIT telah terjadi konflik antara anggota Brimob
dengan masyarakat di Lokasi 45 dan Lokasi 99 . Sesuai data yang diterima
Ketua LPMA Swamemo, Thobias Bagubau, bahwa dalam keributan tersebut timbul
korban 1 orang meninggal dunia atas nama Melianus Abaa (40), akibat luka tembak
di dada tembus belakang. Selain itu juga mengakibatkan dua korban luka, yaitu
Lukas Gegepe (30), luka tembak di perut, dan sedang dalam perawatan, dan satu
korban lagi atas nama Amos Gegepe (30), yang menderita luka tembak di kaki.(Bintangpapua.com,
vivanews.com. suarapapua.com)
Jayapura, Penembakan terhadap warga negara Jerman terjadi di pantai
wisata BASE’G Jayapura. Warga Negara Jerman tersebut bernama (Pieter Dietmar
Helmut). Pieter diberondong dengan senjata api dan peluru dari jarak 10 meter
saat korban bersama isterinya, Medina Pachon, sedang menikmati liburan di
lokasi wisata pantai tersebut.Akibat penembakan ini Peluru menembus paha dan
dada warga Jerman. Penembakan oknum Aparat Militer (Tni-Polri) tersebut
terjadi pada (29/05/2012). (metrotvnews.com,
Suarapapua.com, tabloidjubi.com) Jayapura Senin tanggal (4 Juli
2012),saat KNPB-Komite Nasional Papua Barat yang melakukan aksi damai untuk
menyikapi kekerasan dan Penembakan yang kerap terjadi di Seluruh ditanah Papua
dan belum semuanya di ungkap oleh Polisi, Aparat gabungan (Tni- Polri) di bawah
pimpinan Wakapolda Papua Paulus Waterpauw, menghadang masa aksi di
Waena,Abepura agar tidak melakukan aksi damai tersebut.
Melihat itu KNPB melakukan pembicaraan dengan pihak keamanan
dan keamanan menolaknya dengan cara membabi buta dan menembak mati dua orang Sipil
Orang Asli Papua (OAP) yakni, (Vanuel Taplo) dan (Jeck Mirin) yang
berasal dari distrik Kiwirok dan Eipumek Kabupaten Pegunungan Bintang.
Sedangkan Tanius Kalakmabin yang berasal dari Distrik Kiwirok Pegunungan
Bintang juga sedang dalam keadaan kritis. Sementara ratusan orang luka-luka
karena terjatuh dan juga kena pukulan aparat Polisi dan TNI.Paulus Waterpauw
adalah seorang yang pernah memimpin juga dalam kasus Abepura berdarah. Fakta
dan nyata Kekejaman dan Kekerasan Penindasan Militer (Tni-Polri) serta Sistim
Negara Indonesia Sejak Rezim (Suharta) masa orde lama dengan Sistimnya,
Papua di jadikan sebagai Daerah Operasi Militer (Dom) dan Transmirasi
besar-besaan. hingga masa orde baru Rezim (Susilo B. Yudoyono) diterapkan
sistim “Militerisasi” Organik maupun Non organik, pada prinsipnya
Pemusnaan Etnis Malanesia Khususnya Orang Asli Papua (OAP) di Papua
Barat.
SAYA UCAPKAN TERIMA KASIH YANG SEBESAR-BESARNYA KEPADA MBAH SUKRO,NOMOR YANG MBAH KASI 3D[559],TERNYATA BENAR2 TEMBUS 100%,SAYA TIDAK SIA-SIA MEMBAYAR MAHAR,AWALNYA SAYA KURANG YAKIN KALAU ANGKA YANG MBAH BERIKAN AKAN TEMBUS 100%,TERNYATA ALHAMDULILLAH SAYA MENANG ANGKA 3D DAN SIONYA, PERHIASAN YANG PERNAH KUGADAIKAN 1 BULAN YANG LALU GARA2 MAIN TOGEL SEKARANG SUDAH BISA KUTEBUS LAGI,BAGI ANDA YANG INGIN MERUBAH NASIB SEPERTI SAYA HBG MBAH SUKRO DINO:08231787-7748, >>>KLIK DISINI<<<
. ANGKA GHOIP YANG DI BERIKAN MBAH SUKRO TIDAK PERLU DI RAGUKAN LAGI,SAYA JAMIN 100% TEMBUS SOALNYA SAYA SUDAH PERNAH MEMBUKTIKANYA 2X BERTURUT2 MENANG.