Jayapura, (25/1) — Sedianya bahasa daerah di Papua harus
dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan, agar bahasa daerah tidak
punah. Hal ini untuk menyelamatkan bahasa-bahasa daerah yang nyaris
punah di Papua.
Hal ini dikatakan Johannes Wob, tokoh dewan adat Merauke, saat menemui tabloidjubi.com Jumat (25/1) malam di Jayapura, Papua.
“Ini untuk mempertahankan tradisi dan langkah penyelamatan bahasa daerah di papua,” kata dia Jumat malam.
Ondoafi Kampung Enggros, Kota Jayapura, Nico Meraudje kepada media
ini, mengatakan, hingga kini hanya mereka yang berusia di atas 40 tahun
saja yang bisa menuturkan bahasa Enggros. Namun, hanya sekitar 20
penutur saja. Sementara mereka yang berusia 25 tahun sampai ke 10 tahun
sudah tidak bias lagi.
Di Kota Jayapura, ibukota Provinsi Papua, terdapat enam bahasa daerah. Namun, hanya satu yang masih kuat, yaitu, bahasa Moso.
Enam bahasa di Teluk Humbold ini adalah bahasa Sentani, bahasa Nafri,
bahasa Kayu Pulo, bahasa Skouw, bahasa Tobati-Enggros dan bahasa Moso.
“Dari enam bahasa ini, hanya Bahasa Moso yang tidak punah, sementara
5 bahasa lainnya sudah mulai punah,” kata Kepala Balai Bahasa Sastra
dan Budaya Provinsi Papua dan Papua Barat, Supriyanto Widodo, Selasa
(13/11/2012) kepada tabloidjubi.com.
Karena itu, Johannes Wob berharap, ada guru yang bersedia mengajar
bahasa daerah. Setidaknya mengangkat tenaga honorer di Papua untuk
mengajar bahasa daerah. (Jubi/Timoteus Marten)
SUMBER:JUBI
Latest News!
Advertisement
Related Posts
BAHASA DAERAH HARUS MASUK DALAM KURIKULUM 0 Comments
By MypapuaSunday, January 27, 2013 | Posted in
berita,
SEPUTAR PAPUA
Leave a reply
0 komentar for "BAHASA DAERAH HARUS MASUK DALAM KURIKULUM"