Mecky Tekege saat demo damai tolak kenaikan BBM, orasinya michael, dgn gagah berani mengatakan BBM tidak boleh naik. (Foto:facebook.com) |
Oleh: Mecky Tekege
Ketika berlari mengejar impian, ku terjatuh dalam berbagai macam persoalan hidup di dunia yang penuh dengan cobahan ini. Ku berteriak dan memintah pertolongan kepada orang-orang yang berlalu-lalang di sekitar itu, namun, mereka tuli dan bisu malah menginjak dan menendang diriku hingga ku menaruh nyawa batas tipis antara hidup dan mati. Semuanya terlihat kehilangan nilai-nilai humunis hingga muncul pertanyaan dalam benak ini “apakah salah dan dosaku kepada mereka?”.
Bertahun-tahun berlalu ditempat yang sama, kini tak mampuh menahan penderitaan ini. Namun apalah dayaku, ku tak tahu kapan akan berakhir beban derita ini. Bila ku melihat dan membaca kitab suci sungguh penderitaan ini bukanlah nasib dan takdir dari yang Maha Kuasa.
Dalam UU 1945 tentang HAM, Ada 3 hak asasi manusia yang paling fundamental (pokok), yaitu : pertama, Hak Hidup (life); keduan, Hak Kebebasan (liberty); dan yang ketiga, Hak Memiliki (property) pertanyaan selanjutnya adalah apakah semua aturan hukum yang ada di negara ini tidak berlaku bagi diriku?. Andaikan UU ini berlaku dan mengikat dengan diriku sungguh tak pantas seenaknya engkau mencuri semua yang ku miliki.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945/Perubahan IV pasal 33 yang kolot, engaku masih mempertahankan hingga kau jadikan sebagai jembatan untuk merampas semua yang ku miliki. Inilah pintartarnya engkau membuat dan memformulasikan serta melegitimasi berbagai macam undang-undang yang tumpang tindi. Engkau menyusun berbagai macam gelar (S1, S2, S3) didepan dan belakang namamu, namun aplikasinya berubah menjadi Es batuh. Makanan mu bukan lagi beras dan yang lainnya, melainkan besi baja dan semen hingga engaku keras dan malas tahu dengan konteks kehidupanku ini.
Dalam penderiataan ku melihat mereka mencuri tanah, beserta segala isinya bahkan nayawakupun dijadikan sebagai barang bisnis. Ku relakan semuanya engkau boleh ambil dan tiada kata larang bagimu kawan untuk menikmati semua yang ku miliki, namun yang ku pesan hanya satu “jangan mencabut nyawaku” ku ingin hidup menghabiskan sisa waktu didunia yang penuh dengan cobahan ini.
Mahasiswa STPMD "APMD" Yogyakarta.
sumber: fCBOOK
sumber: fCBOOK
0 komentar for "RENUNGAN DALAM PENDERITAAN"