Pada hari Sabtu, 15 Desember 2012, kira-kira pukul 12.00 siang, Simion Dabi (26), Ketua KNPB Wilayah Baliem Wamena berada di rumah Meky Walo Kogoya di kampung Kulagaima. Keberadaannya disana ternyata dibuntuti oleh intelijen Indonesia. Saat itu juga, polisi dan densus 88 yang berpakean preman melakukan penggrebekan langsung dan menangkap Simion Dabi, Meky Walo Kogoya dan Ima Mabel. Tanpa menunjukan surat penangkapan, Polisi langsung membawa Simion Dabi dkk ke Mapolres Jayawijaya.
Pada pukul 03.00 sore, Polisi memaksa dan menodong Simion Dabi untuk keluar bersama-sama dengan anggota Densus 88 yang menggunakan 1 buah mobil Avansa berwarna merah. Simion Dabi dipaksa oleh Polisi untuk menunjukan keberadaan Namene Elokpere yang merupakan Wakil Ketua KNPB Wilayah Baliem. Polisi melacak nomor hp Namene di hp milik Simion dan Simion Dabi dipaksa untuk menelpon Namene dan menyuruhnya keluar ketemu di Terimal Hibele. Dibawah todongan, Simion terpaksa menyuruh Namene datang mengambil uang. Namun, Namene yang sedang sakit menyuruh sala satu temannya untuk menemui Simion.
Teman dari Namene kemudian mendekati mobil Avansa yang dikendarai oleh intelijen bayaran. Sopir tersebut menyerahkan uang 500.000 kepada utusan tersebut namun Simion disembunyikan didalam mobil kaca gelap itu sehingga tidak dicurigai.
Merasa tidak berhasil, keesokan harinya kira-kira pukul 10 pagi, Meki Walo Kogoya yang berada dalam sel kembali ditodong dengan senjata oleh Polisi dan memaksa dirinya untuk memancing Hubertus Mabel yang merupakan Ketua Militan KNPB Pusat. Sebelumnya, info penangkapan Simion dkk disebarkan oleh Hubertus Mabel dan hingga pagi hari, Hubertus masih melakukan komunikasi dengan kawan diluar Wamena untuk advokasi atas penangkapan Simion Dabi dkk.
Pada pagi hari itu juga, kira-kira pukul 09.00 Meky Walo Kogoya menelepon Hubert bahwa dirinya sedang melarikan diri dari penjara dan meminta bantuan Hubert untuk menjemputnya di Pasir Putih. Hubert tanpa ragu menyuruh Wene Gombo yang merupakan ketua KNPB Yalimo untuk menjemput Meky di Pasir Putih. Kemudian Wene menggunakan kendaraan Har top menuju ke Pasir putih kira-kira pukul 11.00. Sampai disana, Meky yang berada bersama-sama dengan polisi dibawa todongan senjata kemudian menangkap Wene Gombo.
Wene Gombo dan Meky Walo Kogoya disiksa dan diancam agar menunjukan keberadaan Hubert Mabel. Kira-kira pukul 11.30, Hubert Mabel ditemani Natalis Alua dan sala satu temannya keluar dari kampung Habusa dan mendekat ke mobil milik Wene Gombo yang didalamnya dipenuhi Densus 88. Hubert menduga bahwa mobil itu Meky dan Wene yang datang sehingga ia bermaksud menjemputnya. Ternyata ketika begitu membuka pintu mobil langsung ditodong oleh Densus 88 yang berpakean preman.
Hubert bersama kedua temannya lalu disuruh merayap ke tanah. Salah satu anggota preman lalu berkata kepada Huber Mabel, “apakah kamu Hubertus Mabel?”, lalu Huber menjawab “ya, siap saya Hubertus Mabel”, tiba-tiba kakinya diberondong senjata. Hubert yang menduga dirinya dalam bahaya lalu menyuruh salah satu temannya untuk melarikan diri agar melaporkan kejadian ini ke teman-teman. Hubert berdiri dalam posisi tengkurap dan mengalihkan perhatian para anggota Densus 88 itu dan pada saat itu juga sala satu temannya melarikan diri.
Polisi kembali melumpuhkan kaki dari Hubert dan Natalis. Kepada KNPB, saksi dari salah satu teman yang kabur (untuk sementara namanya belum dipublikasi) menuturkan pada saat mereka bermaksud menjemput Wene dan Meky mereka tidak menggunakan Pistol atau parang. Mereka juga tidak melakukan perlawanan karena Polisi langsung mendorong dan menyuruh mereka tengkurap di atas badan jalan.
Hubertus Mabel dan Natalis ditemukan di Rumah Sakit Umum Daerah Jayawijaya. Hubertus dalam posisi tewas akibat dilumpuhkan oleh peluru dan tusukan besi tajam tepat pada bagian dada hingga mengenai jantunya. Sedangkan Natalis Alua dalam kondisi koma akibat peluruh yang bersarang di kakinya. Pada pukul 6.30 sore, mayat dari Hubertus Mabel dibawa oleh Densus 88 dan ditaruh di kampung Holima Kurulu, Wamena. Sedangkan Wene Gombo, Meky Kogoya, Simion Dabi dkk masih mendekam dalam rumah tahanan polres Jayawijaya, Wamena.
—-Kronologis ini dibuat atas keterangan saksi di lapangan.
sumber: knpbnews.com
0 komentar for "Kronologis Penangkapan & Pembunuhan Hubertus Mabel"