AKSI DAMAI SORONG, Hentikan Aksi Militer, Segera Referendum Sebagai Solusi Damai (KNPBNEWS) |
Dari dulu hingga kini, pihak yang terus
menyiksa, meneror, mencuri dan membunuh orang Papua adalah TNI – POLRI.
Sejak wilayah teritorial West Papua dikuasai secara sepihak atas
kepentingan Indonesia dan Amerika Serikat, nilai kemanusiaan orang Papua
dianggap seperti binatang dan diperlakukan seperti binatang.
Kasus penembakan 3 warga pribumi di
Aimas – Sorong yang mengakibatkan korban tewas dan penangkapan serta
penahanan 7 warga di Polres Sorong; Penangkapan dan penyiksaan 15 warga
pribumi Papua di Timika; Penangkapan dan penyiksaan terhadap 5 warga
masyarakat di Biak; penangkapan dan penahanan 1 orang warga di Serui
Papua ini semua adalah contoh nyata perilaku TNI/POLRI yang bertugas di
West Papua. Masih banyak kasus – kasus serupa yang menyedihkan di
seluruh pelosok West Papua yang tidak pernah terekam. Dan akhirnya kami
orang Papua harus menyadari bahwa Republik Indonesia dan antek
kapitalisnya Amerika Serikat sedang memusnahkan kami orang Papua demi
nafsu kekuasaan dan kekayaan alam Papua.
Kasus penembakan di Aimas – Sorong Raya
pada peringatan Hari Aneksasi Papua ke dalam NKRI yang ke 50 adalah
murni perbuatan TNI – POLRI Indonesia di Sorong. Tim Investigasi dan
penyelidik Independen dari KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (KOMNAS
HAM) Jakarta dan Papua, telah menyelidiki dan melaporkan kasus
pelanggaran HAM berat ini.
Navi Pillay, Komisaris Tinggi HAM PBB
dalam Siaran Pers yang dipublikasihkan di situs resmi PBB, pada hari
Kamis 2 Agustua 2013, seusai terjadi korban penembakan dan penangkapan
pada 1 Mei 2013. Komisaris Tinggi HAM PBB dalam persnya MENDESAK
Indonesia agar memberi ruang bagi aksi demo damai dan BERTANGGUNG JAWAB
terhadap pembunuhan dan pemenjaraan di West Papua. Ia juga mendesak agar
Indonesia mengijinkan jurnalis Indonesia ke West Papua dan
memfasilitasi pelapor Khusu dari Dewan HAM PBB untuk ke West Papua.
Dari dulu kami rakyat Papua Barat
berjuang untuk sebuah kebenaran sejarah bahwa Pepera 1969 penuh dengan
manipulasi. Itulah akar masalahnya. Mengapa Republik Indonesia terus
menutupi akar masalah itu dengan menyiksa dan membunuh rakyat West Papua
dengan stigma separatis OPM dan teroris? Dengan tegas kami katakan
bahwa menyiksa, menangkap dan membunuh tidak akan pernah menyelesaikan
persoalan Papua, dan justru akan menciderai wajah Indonesia di
Internasional. Cara-cara yang berdamai dan paling demokratis adalah
referendum, bukan menyikasa dan membunuh orang Papua.
Oleh karena itu, Komite Nasional Papua
Barat di Wilayah Sorong Raya, Parlemen Rakyat Daera (PRD) Sorong, Dewan
Adat Papua di Sorong, WPNA, NGO, Gereja dan Ikatan – Ikatan Pangguyuban
di wilayah Sorong, dengan ini menyatakan bahwa:
- Kami segenap rakyat West Papua mengutuk dengan keras pelaku penembakan yang mengakibatkan 3 orang korban tewas dan 2 lainnya korban luka berat, di Aimas Sorong
- Kapolda, Pangdam, Gubernur Papua dan Papua Barat, segerah bertanggung jawab atas penembakan, penyiksaan dan penahanan warga pribumi di Aimas – Sorong, Biak, Serui dan Timika Papua.
- Kapolres Sorong segerah membebaskan tanpa syarat, terhadap 7 orang tahanan warga Aimas Sorong.
- Tarik Pasukan Militer dari West Papua
- Mendesak Jakarta agar segera membuka akses Jurnalis Internasional dan Pelapor Khusus Dewan HAM PBB ke West Papua
- Segera buka akses Internasional bagi Tim Investigasi Independen
- Hentikan pendekatan militer dan segerah gelar referendum sebagai solusi damai
Demikian pernyataan ini kami buat agar menjadi perhatian bersama dalam penyelesaian masalah West Papua.
Kota Sorong, 13 Mei 2013
Hormat kami
MEDIA RAKYAT ATAU
KOMITE NASIONAL PAPUA BARAT (KNPB)
WILAYAH SORONG RAYA
KANTIUS HESELO YEHESKIEL KOSAY
Ketua II Sekretaris
Tembusan yth:- Presiden Republik Indonesia
- Kedutaan Besar Negara-negara di Jakarta
- Panglima TNI Republik Indonesia
- KAPOLRI RI di Jakarta
- Pangdam Papua
- KAPOLDA PAPUA
- DPRP
- DPRPB
- MRP
- MRP – PB
0 komentar for "Hentikan Aksi Militer, Segera Referendum Sebagai Solusi Damai"