Ilustrasi (FOTO : umaginews.com) |
Kaum
intelektual yang baik hati dan kaum seperjuang yang ingin meluruskan sejarah.
Kita perluh tahu bahwa tanah papua sudah dibubuhi dengan banyak derita dan
pengorbanan. Baik yang dilakukan oleh orang tidak kenal (OTK) dan TNI/PORLI.
Ini
merupakan kebiasaan yang telah menjadi kebudayaan tersendiri, yang nantinya
akan mengancaman dan mengancam orang papua hingga membawa pada penghabisan
generasi-generasi papua.
Kita
bisa melihat peristiwa di Kab. Nabire, Papua. Yang mengakibatkan 18 orang tewas akibat ricuh saat menonton final tinju
di Gedung Olah Raga (GOR) kota lama, nabire, papua. Ini adalah sesuatu yang
bisa ditebak secara kasat mata sejarah bahwa ada permainan oleh orang-orang
tertentu yang tujuannya ingin mengorbankan orang papua. Akibatnya banyak korban
yang berjatuhan.
Hal
ini memang sudah lewat batas. Karena peristiwa ini sangat membuat orang tidak
menduga bahwa bisa terjadi. Palingan ada maindest atau cara orang berpikir
untuk mengacaukan pertandingan itu.
Bila
dilihat dari kasat mata sejarah terciptanya awal masalah bukan dari penonton
yang benar-benar menonton. Melainkan orang yang menonton namun tidak sepenuhnya
menonton hanya ingin meramaikan lalu mengajaukan pertandingan tersebut. Dan
tentunya, orang-orang itu yang bermain
dan telah bekerja sama dengan orang tidak menginginkan orang papua. Akibatnya terjadi
bentrokan yang besar-besaran.
Sementara
dari kasat mata pemerintahan kab. Nabire ialah diberikan ruang kebebasan kepada
masyarakat nabire untuk menonton tinju dengan tidak membawar karcis. Ini adalah hal yang
seharusnya tidak terjadi. Malah dilakukan. Hal ini orang bisa tanggapi secara
negatif !
Namun
dari padangan TNI/PORLI dalam hal menanggapi kejadian ini adalah hal biasa
saja. Karena menurut mereka persoalan ini adalah persoalan yang harus
ditangagani oleh TNI/PORLI. bisa saja
mereke tangani namun, itu hanya sifat sementara waktu saja. Seterusnya menurut
mereka sangat tidak terlalu penting.
Kita
bisa melihat dari pengalaman-pengalama lalu. Contoh terjadinya peristiwa biak
berdarah. Mengakibatkan banyak korban yang berjatuhan. Persoalan ini hingga sekarang
belum dituntaskan dengan maksimal. Ini adalah sejarah yang dibolak- balik
hingga tidak tercapainya masalah dengan tuntas.
Maka
dalam hal ini, sejarah yang telah berjalan dengan lurus. Yang selalu dipupuk
oleh rakyat papua. Malah dibola-balik oleh orang yang tidak menginginkan
kemerdekaan west papua. Padahal telah diketahui bahwa kemerdekaan bangsa papua
adalah harapan orang papua.
1
desember 1961 merupakan hari kemerdekaan bangsa papua barat. Dan hal itu sudah
ada dan nyata secara resmi. Dan telah dipergunakan sebagai hak kedaulatan bangsa
papua.
Sejarah
bukan berarti sesuatu yang tidak nyata. Namun, telah terjadi dan terbukti bahwa
adanya sejarah berarti ada harapan untuk
banyak orang. Maka, sejarah telah mencatat bahwa tahun 61 merupakan hari
kemerdekaan west papua secara sah dan resmi. Yang harus dijunjung tinggi bagi
siapapun dia orang papua.
Maka,
saat ini dan sampai selanjutnya sejarah sendirilah yang akan membangkitkan
semangat 61 untuk merebut kembali hak yang disimpan mati oleh mereka yang tidak
mau melepaskan kemerdekaan itu kepada rakyat papua.
Maka,
hak rakyat papua menjadi harapan bagi bangsa papua. Dan tentunya suatu kelak
sejarah akan meluruskan jalannya hingga membebaskan penindasan-penindasan
rakyat papua.
Sejarahku
adalah harapanku untuk bebas dari perbudakan dan pejajah oleh orang yang tidak
menginginkan kemerdekaan west papua. Bangsa papuaku akan selalu berjalan lurus
hingga mencapai pada titik puncak yakni bebas dari segalah macam belenggu. Free
harga mati!
Penulis : Pemimpin
Redaksi Kabar Mapegaa, Tinggal di Papua
0 komentar for "Sejarah Akan Berbicara Untuk Meluruskan Hak Rakyat Papua"