“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya“ by Soekarno.
Pada tanggal 12-13 April 2013 lalu,
Pemerintah Republik Maluku Selatan (RMS) di Belanda menggelar peringatan
“Hari Soumokil” secara berlebihan di tengah krisis ekonomi yang melanda
negara-negara Eropa termasuk Belanda.
Mulai dari Walk 4 Maluku, Pasar Malam hingga
Ride Out yang menghabiskan dana yang tidak sedikit, mengendarai sepeda
motor besar (moge) mengelilingi berbagai kota untuk memperlihatkan
keangkuhannya kepada masyarakat asli di negeri kincir angin tersebut.
Hal itu dilakukan pemerintah RMS hanya untuk
memperingati hari kematian Dr. Chr. RS. Soumokil yang mendapatkan
hukuman mati setelah dalam persidangan terbukti memimpin pemberontakan
terhadap pemerintahan yang sah.
Selama ini Pemerintah RMS di Belanda tidak
pernah sekali pun merayakan Hari Pattimura, lain halnya dengan
masyarakat Maluku di Indonesia yang memperingatinya setiap tanggal 15
Mei sebagai hari untuk mengenang kegigihan dan perjuangan Kapitan
Pattimura melawan penjajah Belanda.
Peringatan Hari Soumokil dijadikan alat oleh
pemerintah RMS untuk menghapuskan perayaan Hari Pattimura di Maluku.
Namun satu hal yang pasti dan tidak dapat ditawar lagi bahwa Dr. Soumokil
tidak bisa disanpingkan atau disejajarkan dengan Kapitan Pattimura yang
merupakan pahlawan sejati bangsa Maluku sehingga peringatan
“Obor Pattimura” tidak akan pernah terhapuskan di bumi Maluku, karena itu
adalah identitas kita sebagai bangsa yang besar.
To:
Presiden John Wattilete, Pemerintah Republik Maluku Selatan
Kami warga Maluku menolak dengan tegas perayaan "Hari Soumokil" sebagai
salah satu alat untuk menggantikan peringatan "Hari Pattimura" di Bumi
Maluku.
Sumber: https://www.change.org
0 komentar for "RMS: Kami Tidak Rela, Jika Hari Pattimura Digantikan Dengan Hari Soumokil "