Indikasi kuat bahwa Milisi Barisan Merah Putih telah dan Sedang Beraksi di Papua, terbukti dari tindakan nyata kelompok Milisi. Tindakan nyata Milisi dapat dilihat dari aksi-aksi di lapangan, dimana meneror dan memeras dengan jalan pengancaman.
Untuk membuktikannya, kami updated kembali laporan korban dari Activist KNPB yang pernah menjadi korban akibat aksi kelompok Milisi Barisan Merah Putih dalam article ini. Silakan mengikuti!
ANGGOTA KNPB DI TODONG PISTOL OLEH ANGGOTA MILLITIA BARISAN MERAH PUTIH DI SENTANI
Last Updated:
POSTED BY KNPB SENTANI DESEMBER-31-2011
SENTANI. Pada 29 Desember 2011 pukul 22:30 (Waktu Papua Barat) telah terjadi ancaman oleh Milisi NKRI, terhadap salah satu anggota KNPB Wilayah Sentani atas nama Liboys Bahabol. Liboys Bahapol adalah Anggota Activist KNPB, yang berdomisili di Sentani, Papua.
Actor Utama dalam Pembentukan Milisi Barisan Merah Putih di Papua adalah “Mayjen Burhanuddin Siagian”, DANDREM Jayapura. Pembentukan Milisi Barisan Merah Putih serta Deklarasinya telah updated dan dapat diberitakan dalam media massa di Jayapura, Papua.Mendahului laporan ini kami dapat menjelaskan adanya indikasi kuat Milisi Barisan Merah Putih di Papua, yang mana telah dan sedang beraksi dengan menteror Activist Papua Merdeka. Hal ini terbukti dari Pembentukan Milisi Barisan Merah Putih oleh PANGDAM XVII Cenderawasih pada tanggal 6 Juli tahun 2007, di Auditorium KOREM 1702 di Jayapura, Papua.
Untuk membuktikannya, silahkan buka kembali archive liputan Cenderawasih Pos tanggal 7 Juli tahun 2007. Disana sangat jelas diberitakan tentang Milisi Barisan Merah Putih dengan missi Actions-nya.
Berita terkait, telah di updated juga pada Media cetak local (Cenderawasih Pos tanggal 12 Mei 2007), sebelum Deklarasi forum Barisan Merah Putih di Jayapura, Papua.
Selanjutnya, pada tanggal 15 Juli 2007 bentuk Milisi Barisan Merah Putih di Biak, Papua.Selanjutnya lagi, pada tanggal 19 Juli 2007 bentuk Milisi Barisan Merah Putih di Keerom, Papua.
Untuk diketahui lebih lanjut, bahwa saat berpangkat Colonel Burhanudin Siagian adalah Actor yang pernah merancang dan membentuk Milisi Barisan Merah Putih di Timor-Timur pada tahun 1997-1999.
Akhirnya, pada tanggal 16 Mei 2007 Komisi Tinggi Hak-Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berkantor di Genewa, Swiszerland telah dapat mengumumkan, Daftar Hitam (Black List of International Criminal Court) atas tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan bagiColonel Burhanuddin Siagian.
Daftar Hitam terhadap Colonel Burhanuddin Siagian ini dengan judul. INDONESIA: Indinesian Millitary Colonel Burhanuddin Siagian, Strong Indicated for Crimes Against Humanity, Rallies Militias in West Papua.
Contoh Kutipan Laporan Dalam Bahasa Inggris sebagai Berikut:
These threats to Papuans Activists and Tribal Leaders echoes similar statements allegedly made by Colonel Buudrhandin Siagian when He was Commander of the Bobonaro Military Comand (KODIM-1636), Maliana in East Timor in 1999. Those statements in 1999 appear to have led directly to the deaths of a number of Timorese Civilians.
Berdasarkan pembentukan Milisi Barisan Merah Putih yang dapat dijelaskan di atas, maka Militia Groups ini telah dan sedang beraksi di Papua. Untuk membuktikannya boleh ikuti Laporan Kronologis dibawah ini.According to the indictments issued by the Special Panel for Serious Crimes of Dili Distict Court on 3 February 2003 (the Cailaco Indictment) and 10 July 2003 (the Maliana Indictment), Colonel Burhanudin Siagian made public speeches threarening to kill supporters of Timor-Lestes Independence and was responsible for the death of seven men in April 1999. Colonel burhanudin Siagian is charged with individual responsibility and command responsibility for the following crimes against humanity: Torture; Murder; Presecution; and Deportation or Forcible Transfer of Civilian population. He is also considered to be responsible for the creation of the Bobonaro Militia system that became one of the most repressive in the whole of East Timor. See Indictmets:http://jsmp.minihub.org/indictmentpdf/Cailacoindnannexeng07feb03;http://jsmp.minihub.org/indictmentpdf/Maliana_Burhanuddin_22_7_03.pdf; Also see, http:tapol.gn.apc.org/news/files/let070628.htm
Kronologis peristiwa tersebut sebagai berikut:
Pada hari Kamis 29 Desember 2011 lalu Liboys Bahabol bersama teman-temannya sedang berada dalam rumah, saat itu salah satu anggota Milisi NKRI atas nama Aldo Felle mendatangi kediaman Liboys Bahabol dan teman-temannya sambil bertanya “ada Erik Ka”? Setelah ia cek, ternyata orang yang ia perlu tidak ada di tempat, maka Aldo pun kembali. Satu menit setelah itu Liboys Bahabol menyusul keluar dengan tujuan ke teman-teman, ia tidak sangka kalau anggota Milisi itu sedang tunggu di luar (samping rumah) dengan maksud apabila ada anggota kami yang keluar ia hendak menembaknya.
Kemudian Liboys Bahabol keluar dari rumah, dan tiba-tiba ia di hadang Oleh anggota Milisi NKRI tersebut dan mengeluarkan Pistol dari dalam celana bagian depan dan berkata, “Saya mau tembak ko”.
Setelah Liboys Bahabol mendengar perkataan itu, ia bertanya kepada anggota Milisi itu dengan pertanyaan “kenapa dan masalahnya apa? Anggot milisi BMP ini tidak memberikan alasannya. Pelaku (ALDO) tidak menjawab, namun dengan sikap yang arogan berulang kali mengungkapkan perkataan yang sama. Aldo mengungkapkan perkataan yang sama, berturut-turut tiga kali. Tetapi karena wakunya tidak tepat, sehingga ia tinggalkan Liboys Bahabol lalu pergi.
Setelah ia pergi beberapa menit kemudian Polisi dari Kapolres Jayapura datang di TKP pada pukul 22:50 WPB, tetapi mereka tidak melakukan apa-apa. Polisi hanya bertanya-tanya kepada tetangga yang ada di sekitar itu, lalu kembali.
Dalam hal ini polisi tidak melakukan tindakan hukum, guna mencari dan menangkap Aldo yang memiliki senjata api. Artinya, bahwa apakah Aldo memiliki SENPI Ilegal atau Legal. Mengapa? Karena Aldo adalah seorang Siswa SMU, namun dia memiliki SENPI.
Untuk diketahuinya bahwa Liboys Bahabol adalah salah satu Anggota Activis KNPB, yang active kerja di dalam manajemen (Sekretariatan) KNPB Sentani, di rumah yang telah didatangi Aldo Felle tersebut.
Menurut pengakuan Activis KNPB: Bahwa, di dalam rumah yang dihuni Liboys Bahabol banyak photo pelanggaran HAM serta photo demontrasi dan aksesoris Papua lain termasuk gambar Bendera di tempel pada setiap papan, itu sebabnya tujuan Aldo Felle datang untuk memantau kondisi rumah tersebut tetapi ia datang dengan alasan mencari salah satu anggota kami, enta kenapa.
Identitas Pelaku:
Nama : Aldo Felle
Umur :16 Tahun
Pendidikan : Kelas I SMA
Organisasi : Barisan Merah Putih, Papua
Jabatan : Intelejen BMP
Keterangan:
Aldo Felle telah menjadi anggota Milisi atau Intel NKRI, melalui program Badan Intelijen Negara (BIN) tentang jangkauan kerja Intel wilayah Papua, pada tahun 2009. Dalam program Intelejen tersebut salah satu agenda utama adalah “merekrut dan mengangkat anak-anak Ondoafi/Ondofolo/Kepala Suku di masing-masing Suku, Klen dari orang Papua Asli menjadi anggota Intelejen. Khusus di Kab Jayapura, setiap anak –anak Odofol/Ondoafi di angkat menjadi Intelijen Negara NKRI. Salah satu contohnya Aldo Felle (anggota BIN anak dibawah umur)adalah anak Ondofolo Relaw (Bapak Albert Felle),. Kedua anaknya Albert Fele telah menjadi anggota Intelijen.
Laporan Hasil Identifikasi oleh Activis Papua Merdeka:
Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) selama 50 tahun di Papua Barat tidak hanya menambah/mengirim Pasukan TNI/Polri, namun Indonesia juga membangun Milisi dan mempersenjataainya.
Pemerintah Republik Indonesia melalui jaringan Intelejennya, telah mempersiapkan masyarkat sipil dengan senjata api. Hal ini terbukti dari telah mengangkatnya anak-anak dibawah umur, untuk menjadi anggot intelijen.
Mereka adalah anak-anak yang terdiri dari anak-anak Papua dan anak–anak Indonesia yang ada di Papua. Anak-anak ini diangkat menjadi anggota Intel sejak 2009 lalu, dan sampai saat ini tengah melakukan persiapan penembakan, pelatihan otot, pelatihan fisik, pelatihan mental dan lain-lain. Laporan Activist KNPB (ES), berdasarkan hasil investigasi lapangan sesuai fakta.
Peristiwa Teror berikutnya:
Di Sentani : Dua Orang Warga Sipil Ditodong Pistol Oleh Intel Milisi BMP
Posted by KNPB SENTANI ⋅ Februari 17-2012.
SENTANI-Dua orang warga atas nama Kelly Kasipmabin dan Fidel Tepmul telah ditodong Pistol oleh Intel Milisi BMPdi Sentani.
Kronologis:
Pada hari Jumat tanggal 10 Februari 2012, pukul 23:35 WPB, kedua korban yang saat itu sedang berdiskusi dengan salah seorang (namanya tidak mau disebutkan), asal Biak Papua. Mereka (Korban Vs Biak) sedang diskusi tentang keberadaan orang Jawa, Jakarta dan Indonesia pada umumnya di tanah orang MELANESI RAS NEGROID, karena mereka melihat banyak marjinalisasi terhadap maryarakat pribumi Papua Barat dan Diskriminasi, yang merendahkan martabat bangsa Papua di bagian Barat Pulau New Guinea. Saat itu dimana tempat mereka berdiskusi ada juga Milisi NKRI asal Sentani, Kab. Jayapura.
Milisi NKRI asal Sentani itu berkata “jangan bicara orang jawa sebab, kamu selalu naik ojek mereka, naik mobil mereka, beli di toko mereka, kamu tidak punya apa-apa, (kamu yang ia maksud adalah rakyat pribumi bangsa Papua Barat yang sedang memperjuangkan hak untuk penentuan nasib sendiri).
Menyelang beberapa menit kemudian Milisi NKRI asal Sentani Kab. Jayapura itu mengeluarkan Pistol dari jogk Motor lalu sisip di belakang celana yang ia kenakan, dan memberikan uang senilai sebesar Rp.100.000; untuk membeli minuman keras (MIRAS). Dengan maksud, ketika saya (korban) hendak menuju membeli miras akan menembaknya dari ara belakang. Tuturnya.
Ia menambahkan, saat itu pelaku menyuruh saya dengan paksa. Saya pun menolak uang tersebut karena saya sudah berfilling bahwa saya menuju membeli miras tentu ia akan menembak saya dari arah belakang,tambahnya.
Karena menolak permintaannya, ia terpaksa mengeluarkan pistol untuk menembaknya, tetapi karena ada teman korban yang berdiri disitu menendang dan memukul pelaku akhirnya pelaku terjatu lalu di bawa ke salah satu pos Polisi yang ada di pasar lama Sentani dekat Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Salah seorang korban atas nama Tn Kelly Kasipmabin mengatakan, Saat saya di todong saya melarikan diri tetapi adik saya yang ia (Intel) mau tembak tetapi karena ada bantuan dari beberapa teman yang ada di TKP sehingga selamat, lalu pelakunya di bawa ke pos polisi di pasar lama sentani.
Kemudian dari pos Polosi tersebut pelaku selanjutnya di bawa ke polsek sentani kota. Tetapi selanjutnya pelaku tidak diproses hukum. Sampai saat ini belum ada panggailan dari pihak kepolisian, tambahnya.
Walaupun pelaku dibawa ke pos polisi, dan menjelaskan semua yang ia buat tetapi tidak ada respon dari pihak kepolisian tentang perbuatan pelaku, pihak kepolisian hanya menahan pelaku dengan alasan kepentingan keamanan, karena pelaku adalah anggota Intel Milisi NKRI asal Sentani sehingga pihak kepolisian tidak berani membawanya ke arena hukum untuk supaya pelaku di proses hukum.
Mengapa?Karena kalau pelaku di proses hukum akan terbonggar semua kerja Intel dan Milisi NKRI yang di bangun di seluruh tanah Papua Barat melalu Barisan Merah Putih (BMP), dengan pertimbangan itulah pihak kepolisian tidak membawa pelaku untuk di proses hukum.
Ia, mengatakan ancaman akan dibunuh dan atau ditembak mati bukanlah hal baru. Karena pada bulan januari tahun 2011, dirinya dihadang oleh 9 orang tak dikenal dengan dirampas barang-barang dan uang.
Yang dimaksud adalah:
1. Uang tunai sebesar Rp. 78.000.000;
2. Satu buah Kamera Digital
3. Satu buah Laptop dan
4. Satu buah penangkap suara
Pengakuan Korban: Lalu peristiwa itu saya telah laporkan ke mapolsek sentani kota. Setelah pihak kepolisian menerima laporan itu, mereka memberikan Surat Bukti Laporan dengan Nomor : TBL/05/1/11/Papua/ Res Jayapura/Sek/ Sentani. Yang ditandatngani a.n. KEPALA KEPOLISIAN SEKTOR SENTANI KA SPK REGU II, BRIGPOL NIP 78090593. Hasil investigasi ES.
Notes: Laporan yang berdasar dan bertanggungjawab sesuai fakta hukumnya.
Diskriminasi Hukum:
Menyelang satu tahun telah dilewati, namun tidak ada tindak lanjut dari pihak kepolisian tentang peristiwa yang dialaminya sehingga dirinya mengaku bahwa tidak ada satu pasal hukum produk NKRI, yang dapat membelah dan memihak terhadap rakyat pribumi Papua Barat terutama dirinya(Kelly Kasipmabin dan Fidel Tepmul), jelasnya. Sambil menunjukkan selembar surat dengan judul SURAT BUKTI LAPORAN dikeluarkan di Mapolsek Sentani kota pada tanggal 3 januari 2011. Dan selembar segel uang bertulisan BANK INDONESIA RP. 50.000.000;-
Kami juga laporkan bahwa: Indonesia telah kala politik sehingga untuk mempertahankan tanah Papua Barat tetap menjadi bagian integral NKRI, selain itu wilayah Papua Barat tetap konflik, maka pemerintah Jakarta melalui lembaga Barisan Merah Putih (BMP) mempersiapkan warga sipil dengan peralatan perang yaitu alat Negara (senjata, Pistol dan sejenisnya), guna memantau dan meneror rakyat pribumi Papua Barat yang sedang memperjuangkan hak untuk penentuan nasib sendiri (self-determination) sesuai mekanisme internasional yaitu Referendum, karena bagi rakyat bangsa Papua Barat Referendum adalah jalan terbaik untuk penyelesaian status politik Bangsa Papua Barat.
Warga sivil yang telah dipersiapkan dengan peralatan perang oleh NKRI, melalui BMP, terutama anak-anak kepala suku, Ondoafi, Ondofolo dari Sentani. Agar orang Papua dengan Papua harus jadi konflik (Politik Devide at Ampera).
RAMSES OHEE ( Ketua Barisan Merah Putih Papua) |
Milisis Barisan Merah Putih adalah Penjahat dan bertujuan untuk meggerakan aksi perlawanan dengan Orang Papua yang telah dan sedang memperjuangkan Hak Politik Menentukan Nasib Sendiri, dari pelengku penjajahan Pemeritah Colonial Republik Indonesia.
Kelompok Barisan Merah Putih adalah musuh TPN-OPM dan Musuh Rakyat Bangsa Papua yang berjuang. Ingat, siapapun yang menjadi anggota Milisi BMP nasib Anda sama dengan Erico Quderes cs, atau Milisi Barisan Merah Putih Timor-Timur Tahun 1997-1999. Ini fakta, dan akan berlaku juga di Papua. Waktu Tuhan Papua akan Merdeka, dan nasib anggota Milisi akan mengikuti jejak Erico Quderes cs. Tinggal tunggu waktu, sampai bola masuk gawang.
Menyimpulkan bahwa kelompok Milisi barisan Merah Putih dibawah Pimpinan Ramses Ohee sekarang beraksi dimana-mana, di seluruh wilayah tanah Papua Barat. Hal ini terbukti dari activitas mereka, yang mana telah dan sedang melakukan propaganda murahan bersama Pangdam XVII Cenderawasih dan Polda Papua.
SUMBER: Admin WPNLA 2013
0 komentar for "MILISI BARISAN MERAH PUTIH BERAKSI DI PAPUA"