Latest Stories

Subscription

FREEWESTPAPUANOW!

TOP 5 Most Popular Post

Recently Comments


    PILIHAN BERITA DISINI



Saya Mengintai Kamu !! Saya Mengintai Kamu !!

Translate

News

News

Nabire: Kota Mati, Bupati Tidur? 0 Comments

By Mypapua
Tuesday, January 8, 2013 | Posted in


Teminal dan Pasar Kota Nabire terlihat Penuh dengan Sampah
(foto: Peu mabi Y/Fb)
 By. Andy Ogobay
Sejak awal, pertama-tama kota Nabire, keindahan kota sangat cantik Identik dengan kota Singkong atau kota Emas, tetapi berubah wujub menjadi kota mati,    awal terpilih Bupati Pasangan Isayas Douw dan Mesak Magai hingga saat ini, terlihat masyarakat ibaratkan “Anak Ayam Kehilangan Induknya”. Proses Pilkada Calon Bupati dan Wakil Bupati Pada Tahun 2008 lalu Gagal di laksanakan. Sehingga Pilkada Tersebut tunda pada Tahun 2009. kemudian, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Nabire sebagai peyelenggara Pilkada sedang melakukan Tahapan-Tahan Pilkada seperti : memasang baliho Dan tahapan pilkada tersebut.
Pemilihan Pilkada kabupaten Nabire tahun 2009, waktu itu 10 Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati, tetapi Pasangan no urut 6 gugur. Sehingga sisa 9 pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Periode 2009 – 2014. Yaitu: 1. Pasangan Isayas Douw dan Mesak Magai,  2. Pasangan Nelles Yawan dan Leonard Banggo, 3. Pasangan ML.Rumadas dan  Hj.Umar. Mumuan,  4. Pasangan FX.Mote dan Constantina Wanaha,  6. Pasangan no urut ini telah Gugur,  7. Pasangan Timotius Murib dan Hj.Dhalawi.Lubis  8. Pasangan Ayub Kayame dan Yosina Manuaron 9. Pasangan Helly Werror dan Otniel Aronggear 10. Pasangan Daniel Butu dan A.R.F. Maftukhin

Di harapkan 9 Pasangan Calob Bupati dan Wakil Bupati menerima kekalahan dengan lapang dada Apabila tidak terpilih sebagai bupati dan wakil bupati, Masyarakat Mengharapkan Bupati terpilih nanti mampu membangun Nabire seperti Bupati Drs. AP YOUW Sebagai Bapak Pembanggunan Gerbang Nun Biru.
 Saat itu terpilih menjadi Bupati Nabire  yakni Pasangan Isayas Douw dan Mesak Magai, Namun sampai saat ini, namanya Pembangunan Fisik maupun Non Fisik  belum Nampak secara nyata, sesuai dengan Visi dan Misi saat Kampanya-kampanye politik. Paparkan terhadap masyarakat hanya ngomong kosong (Pembohongan Publik).

Akibatnya Kota Nabire terlihat kota lumpuh alias “Kota Mati” menurut masyarakat, dan Pegawai negeri sipil (PNS) menyatakan Bupati dan wakil bupati sedang Tidur, belum bangkit. Kapan mereka bangun kami tidak tahu, begitu kenyataanya.
Lebih aneh lagi, semua roda Pembangunan diatur oleh Orang nomor satu Kabupaten Nabire, istilanya semua Dinas masuk dan keluar Uang melalui satu Pintu, satu Jendelah, satu, Rumah, demikian disampaikan oleh salah satu PNS melalui Facebook.com.
Selanjutnya, Catatan kritis untuk Bupati Nabire “Kemana Larinya Dana Pendidikan Untuk Mahasiswa”? Ditulis Oleh Oktovianus Pogau. Di blogspotnya bahwa   Bupati Nabire, Isaias Douw, S.Sos, dalam wawancara eksklusif dengan Tabloid Mingguan Suara Perempuan Papua (TSPP) di Jayapura pernah mengatakan bahwa dirinya maju dan dilantik menjadi bupati Nabire bukan untuk mencari kekayaan, tetapi melayani masyarakat kota Nabire. Ia juga sekaligus mengajak semuah pihak –pemerintah dan masyarakat luas– untuk membuat kasih pada sesama melalui tugas masing-masing. (Baca Tabloid Mingguan Suara Perempuan Papua, Edisi XXI/4-11 Me 2011).
Juga dalam media yang sama katanya “Secara khusus kepada anak-anak muda di sekolah, di kampus, di jalanan, di terminal, di rumah, ketahuilah bahwa manusia dan bangsa-bangsa hanya dapat dibentuk selagi muda. Mereka tidak dapat diperbaiki lagi sesudah menjadi tua. Jadilah pelopor, bukan pengekor! Pemuda hendaknya tampil sebagai agen perubahan, minimal untuk pribadi Anda. Itu adalah tantangan Anda dan kita bersama untuk membangun kabupaten ini (Nabire) dan secara umum Papua.”
Dari kutipan pernyataan diatas, saya melihat paling tidak bupati ingin menyampaikan beberapa hal, pertama; saya (Isaias) menjadi bupati Nabire bukan untuk mencari harta kekayaan (secara tidak langsung berikan pernyataan tegas bahwa tidak akan melakukan tindakan korupsi), kedua; Papua, secara khusus Nabire dapat dibangun oleh orang-orang muda (baca: pemuda dan mahasiswa) yang memiliki SDM yang handal, ketiga; pemuda dan mahasiswa dimanapun berada harus belajar dengan sungguh-sungguh, agar kedepannya dapat berpartisipasi dalam membangun Nabire, keempat; dengan belajar sungguh-sungguh, pemuda dan mahasiswa tentu mampu menjawab tantangan untuk Papua, dan Nabire secara khusus dikemudian harinya.
Saya kira sebuah pernyataan yang sangat baik, dan patut diacungkan jempol. Paling tidak bupati Nabire sudah menunjukan kemauan besar –komitmen, tekad, serta kesungguhan– dalam membangun kota Nabire, khususnya meningkatkan kecerdasan atau memajukan kualitas SDM masyarakat kota Nabire, khususnya lagi bagi pemuda dan mahasiswa.
Dalam program pembangunan lima tahun ke depan Kabupaten Nabire, sektor pendidikan mendapat perhatian yang cukup. Pada berbagai media massa bupati Nabire menyatakan hal itu. Juga komitmen dirinya dalam peningkatan SDM masyarakat Nabire. Memang harus demikian, bahwa pendidikan perlu mendapat perhatian yang ekstra serius, karena ia tentu akan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, juga masyarakat kota Nabire. 
Tapi, bagaimana jika pernyataan bupati Douw di media, juga dalam berbagai pertemuan kontras dengan realitas di lapangan. Apakah seorang bupati telah berbohong? Humbar janji? Atau justru membangun opini publik agar ia dianggap peduli, dan juga memperhatikan sektor pendidikan? Kita akan lihat sama-sama apa yang kontras, dan sudah harus menjadi perhatian bupati secepat mungkin.

Saya akan menunjukan beberapa fakta yang tentu dapat mengantarkan kita untuk pertanyakan komitmen dan tekad bupati Nabire. khususnya dalam sector pendidikan, dan komitmen memajuka SDM masyarakat kota Nabire, khususnya lagi perhatian bupati untuk pemuda dan mahasiswa asal Nabire di berbagai kota studi.
Hampir semua bupati –baik definitiv maupun karateker– di wilayah Papua Tengah –Paniai, Dogiya, Deiya, dan Intan Jaya– telah menunjukan tekad dan komitmen mereka dalam meningkat kualitas SDM. Mereka juga secara serius memperhatikan, dan juga memenuhi kebutuhan mahasiswa-mahasiswi mereka diberbagai kota studi –termasuk di kota Jawa dan Bali. Kebijakan setiap kepala daerah tersebut benar-benar menjawab kebutuhan pendidikan untuk daerah, juga untuk pemuda dan mahasiswa mereka.
Seharusnya Bupati memperhatikan Roda Pemerintahan dan membangun sumber daya Manusia (SDM) Kabupaten Nabire. Kenyataannya NOl. Kerja dia hanya Pendukung Program Pusat Jakarta, Seperti  di lansir www.cerminpapua.com Jhon Pakage Pimpinan Redaksi, juga pernah menyatakan,  Bertempat di ruang sidang kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nabire Selasa 25 September 2012 lalu, Pemerintah daerah dan pihak DPRD membahas Rencana persiapan Pemekaran Papua  Tengah. Dalam pertemuan yang menurut agenda membahas  anggaran perubahan tahun 2012 tersebut terjadi perdebatan yang serius tentang rencana pemekaran Propinsi Papua Tengah.  
Bupati Nabire   Isaias Douw mendukung adanya Pemekaran Propinsi namun tak setujuh jika Ketua Tim Pemekarannya dipimpin Mantan Bupati Nabire A.P Youw.  Pendapat Bupati Nabire tersebut didukung oleh wakil Ketua 1 DPRD  Yehuda Gobay. Sementara anggota DPRD lainnya mendukung AP Youw tetap menjadi ketua Tim Pemekaran Propinsi. 
Semua Tawaran Pusat  Masyarakat banyak yang tolak  tetapi dengan kepantingan terselubung Bupati Nabire berani menerima banyak tawaran Jakarta yakni , Pemekaran Propinsi,Up4b, EKTP, walaupun Rakyat Pribumi asal Nabire Tolak dengan 100%. Menolak semua itu, mereka menilai bahwa itu semua adalah Pemusnaan Ras Melanesia khususnya masyarakat Nabire dan Papua  Umumnya. 
Kemanakan tanggung jawab pemerintah Nabire..? Bapak Isayas Dou .S.Sos sebagai kepala daerah seharusnya melihat dan fungsikan pengontrolannya, jangan hanya duduk manis dan tidur. tapi tunjukan sebagai seorang bupati Selama tiga tahun berjalan kota Nabire tidak ada pembangunan sama sekali, kantor-kantor pun tidak maksimal semua pegawai kantor sibuk main togel di ikuti dengan elemen-elemen yang berdiam di Nabire, mau di bawah kemana generasi penerus nabire pada khususnya dan Papua pada umumnya, kalau terus-menerus begini. Pembangunan tidak terealisasi dengan baik kemanakah Sumber Dana dari 1. Dana Royalti PTFI, 2. Dana APBD, 3. Dana Otsus, 4. Dana. proyek APBN seperti  Dana Bos dan Respek dan lain-lain.   Dikemanakakan dana tersebut ?.
Lamanya masa tiga tahun dana yang menjadi milik masyarakat dan pembangunan kota Nabire ini tidak keliahatan di tengah-tegah masyarakat entah kemana perginya..? Salah satu jawaban dari pertanyaan di atas adalah lihat gambar foto terlampir, sumber Peu Mabi Yeimo melalui Facebook.com.
Penulis: Alumi Sekolah Dasar (SD) Impres Kaliharapan Tahun 1995-1999
 Sumber: Facebook.com, http://pogauokto.blogspot.com,, Cerminpapua.com








Follow any responses to the RSS 2.0. Leave a response

Leave a reply

0 komentar for "Nabire: Kota Mati, Bupati Tidur?"

visit www.loogix.com

Music (Suara Kriting)

Followers