 |
| Foto, tpn: Membajak,/Dok. ist/ |
NABIRE – Tunggu persetujuan Tanah Transmigrasi di Yaro, Distrik Yaur, PT. Nabire Baru (PT. NB) akan lanjutkan dengan membajak.
Suku Wate telah melepaskan Tanah Adat kepada Pemerintah dan mengizinkan PT. Nabire Baru beroperasi. Namun, terhenti oleh warga Transmigrasi di Yaro.
"Ya mereka kan punya Sertifikat Tanah, setidaknya pelepasan Tanah juga harus melalui mereka. Kalau, diproses secara hukum bagaimana. Tanah Adat si Tanah Adat, tetapi, Negara kan su bilang, 'Tanah, Air, Pohon, Isi Bumi, milik Negara, diatur oleh Negara untuk Negara.' Jadi, awas jangan main-main." Kata Senioritas Mahasiswa Papua di Yogyakarta melalui diskusi singkat, Jumat (19/01).
“Mereka yang kerja untuk membajak berhenti. Karena, dong masih baku tawar dengan pemilik Tanah Transmigrasi itu. Trus, katanya sa dengar mereka mo pake sistem kontrak, jadi hasil dari kelapa sawit, mereka bisa dapat berapa persen begitu. Nah, ini yang mereka sedang baku tawar-menawar,” kata Ana Maria Waine, penjaga Kantor Distrik Yaur, melalui via-telpon kepada buletintaringpapuanews, Rabu (16/01).
Tambah Ana Waine, “Kalo rombangan sa pu mama mereka itu masih aktif kerja. Mereka kerja; Penyemaian, Pendidikan, Penggalian, Penanaman, dan Perawatan. Mulai dari jam 05:30 WP – 15:00 WP, keluar dari rumah jam 04:00 WP. Karena, takut tidak ikut ‘apel’, habis kalo tidak ikut apel disuruh pulang dan gajinya di potong jadi.”
Saat ini sudah mencapai 16 KM dari Sima ke Yaro, Distrik Yaur.
Sawit yang dikerjakan PT. NB memakan lebih dari 10 ribu hektar tanah di perairanan Nabire.
Daerah rawah, dekat dengan Pantai, Distrik Yaro, Wanggar, dan Nabire Barat adalah Wilayah yang sudah dan akan dioperasi oleh PT. NB. (SD/B-TPN)
Suku Wate telah melepaskan Tanah Adat kepada Pemerintah dan mengizinkan PT. Nabire Baru beroperasi. Namun, terhenti oleh warga Transmigrasi di Yaro.
"Ya mereka kan punya Sertifikat Tanah, setidaknya pelepasan Tanah juga harus melalui mereka. Kalau, diproses secara hukum bagaimana. Tanah Adat si Tanah Adat, tetapi, Negara kan su bilang, 'Tanah, Air, Pohon, Isi Bumi, milik Negara, diatur oleh Negara untuk Negara.' Jadi, awas jangan main-main." Kata Senioritas Mahasiswa Papua di Yogyakarta melalui diskusi singkat, Jumat (19/01).
“Mereka yang kerja untuk membajak berhenti. Karena, dong masih baku tawar dengan pemilik Tanah Transmigrasi itu. Trus, katanya sa dengar mereka mo pake sistem kontrak, jadi hasil dari kelapa sawit, mereka bisa dapat berapa persen begitu. Nah, ini yang mereka sedang baku tawar-menawar,” kata Ana Maria Waine, penjaga Kantor Distrik Yaur, melalui via-telpon kepada buletintaringpapuanews, Rabu (16/01).
Tambah Ana Waine, “Kalo rombangan sa pu mama mereka itu masih aktif kerja. Mereka kerja; Penyemaian, Pendidikan, Penggalian, Penanaman, dan Perawatan. Mulai dari jam 05:30 WP – 15:00 WP, keluar dari rumah jam 04:00 WP. Karena, takut tidak ikut ‘apel’, habis kalo tidak ikut apel disuruh pulang dan gajinya di potong jadi.”
Saat ini sudah mencapai 16 KM dari Sima ke Yaro, Distrik Yaur.
Sawit yang dikerjakan PT. NB memakan lebih dari 10 ribu hektar tanah di perairanan Nabire.
Daerah rawah, dekat dengan Pantai, Distrik Yaro, Wanggar, dan Nabire Barat adalah Wilayah yang sudah dan akan dioperasi oleh PT. NB. (SD/B-TPN)
Sumber:http://taringpapua-news.blogspot.com/2013/01/masalah-tanah-trans-pt-nabire-baru.html
Posts
0 komentar for "Masalah Tanah Trans, PT. Nabire Baru Berhentikan Membajak "