Ketua Umam KNPB, Victor F. Yeimo |
Oleh: Victor F. Yeimo
Australia, Amerika Serikat dan Indonesia mempererat hubungan ekonomi, politik dan keamanan dalam minggu ini disaat rakyat West Papua sedang meratapi penindasan. Itu pertanda bahwa praktek kolonialsme dan kapitalisme akan terus berlangsung di wilayah Papua Barat. Entah berapa banyak lagi darah anak negeri West Papua akan menjadi korban militer Indonesia.
Dunia seakan buta dan tuli terhadap penindasan di West Papua. Dunia tidak peduli terhadap perjuangan orang Papua dalam menegakan kebenaran, keadilan, kejujuran dan kemanusiaan. Sebaliknya, Dunia menginjak-injak nilai-nilai kemanusiaan, kebenaran, keadilan, kejujuran dan segala aturan hukum internasional yang dibuatnya sendiri. Dunia hanya peduli dan menghamba pada kepentingan ekonomi politiknya.
Wilayah Papua Barat telah menjadi objek transaksi kepentingan politik ekonomi AS dan Indonesia. Praktek kotor itu masih diterapkan dalam zaman yang terbuka. Nafsu ekspansi ekonomi dan politik negara-negara, tanpa merasa bersalah, terus menamba penderitaan orang Papua. Rakyat Papua bukan manusia bodoh.
Rakyat Papua Barat sangat mengerti bagaimana skenario penjajahan dan penghisapan di abad moderen ini. Menjadikan warga pribumi sebagai teroris lalu membunuh dan menguasai tanah dan kekayaannya adalah cara-cara yang selalu dipakai oleh negara-negara penjajah dan kapitalis. Australia, Inggris, AS dan Indonesia sedang menerapkan cara-cara itu di Papua Barat.
Gerakan perlawanan damai di Papua Barat dibungkam dengan kekuatan militer Indonesia. Ruang damai dan demokrasi ditutup dan Indonesia sengaja membuka ruang kekerasan agar mereka dengan mudah membunuh dan menghancurkan perjuangan orang Papua dengan stigma teroris. Agar dengan stigma itu, kerja sama militer Indonesia, AS, Australia dan negara-negara lain dianggap penting. Penting untuk membunuh orang Papua dan menguasai tanah Papua.
Kekerasan diciptakan oleh penguasa yang menindas dan mengeksploitasi manusia dan tanah Papua. Terorisme diciptkan oleh para penguasa global yang memiliki kepentingan menguasai ladang-ladang eksploitasi. Terorisme diciptakan oleh penguasa penjajah yang menjajah untuk menguasai tanah milik orang lain. Wilayah Papua dikuasai oleh Indonesia. Orang Papua dibantai oleh Indonesia. Kekuatan militer dibiayai, dibantu dan dilatih oleh Australia, AS dan negara-negara pro kolonial dan kapitalis.
Hal ini dibuktikan dengan Sikap pemerintah Australia dan kehadiran tiga menteri dari Australia serta kunjungan Menlu AS di Indonesia serta bantuan kekuatan pertahanan untuk Indonesia. Sedangkan ribuan pasukan militer Indonesia diterjunkan ke Papua. Sedangkan kepolisian di Papua dipimpin oleh mantan Kepala Densus 88 Anti Teror, serta ditreskrim Polda Papua dikuasai oleh anggota Densus 88.
Target mereka hanya satu, menghabisi gerakan perlawanan damai di West Papua, menghabisi orang Papua Barat dan menguasai tanah ini demi kepentingan dan kejayaan kolonialisme dan kapitalisme global.
Sumber: Knpbnews.com
0 komentar for "Respon Kepada AS, Australia dan Indonesia September 09, 2012 By: admin Category: Internasional, Pers Release"