Kekerasan militer terhadap umat Tuhan (orang Papua) di tanah Papua berlanjut tanpa batas. Hari demi hari umat Tuhan di atas tanah Papua hidup dalam kegelisahan, ketakuatan dan hidup dalam tekanan senjata.
Hari minggu sebagai hari Tuhan pun militer masih saja melakukan pengejaran, penangkapan dan pemerkosaan terhadap umat Tuhan (orang Papua). Banyak militer yang selalu siap siaga di jalan masuk Gereja bahkan di pinggiran Gereja seakan-akan Gereja adalah tempat berpolitik.
Tindakan militer ini membuat umat Tuhan lari dari Gereja, banyak umat Tuhan tidak aktif Gereja pada hari ibadah atau hari minggu. Melihat militer yang siap siaga depan Gereja itu, Umat menjadi takut dan gelisah. Sehingga banyak Umat Tuhan yang tidak masuk Gereja sekalipun umat sadari bahwa hari minggu adalah hari Tuhan, dimana seluruh umat Kristiani beribada bersama di Gereja
Hal itu, militer telah menghancurkan iman umat akan Tuhan, militer semakin banyak, kekerasan semakin meningkat, iman umat akan Tuhan semakin hancur. Dulunya umat semakin aktif di Gereja, sekarang keaktifan umat tersebut tidak nampak lagi. Dulu, Gereja penuh dengan umat namun, sekarang umat sangat kurang aktif di Gereja, hal ini disebabkan karena kekerasa militer yang tidak mengenal siapa OPM, dan dimana tempat OPM
Melihat hal itu, pihak agama sangat prihatin dan merasa rugi. Agama melihat, setiap Gereja yang ada di Papua tidak sama kondisi dengan beberapa tahun lalu artinya beberapa tahun terakhir tingkat kepercayaan, iman umat terhadap Tuhan sudah menurun.entah kenapa?
Agama melihat, menilai dan memaknai bahwa, agama merasa kehilangan domba-domba dari kandangnya. Tindakan militer seakan-akan pencuri masuk di kandang domba lalu mengejar, menangkap dan membunuh domba-domba.
Melihat tindakan militer yang tidak manusiawi itu, dalam kotbah(Paroki Kristus Terang Dunia Waena, Jayapura 29/05/2012 Pater Yanuarius Youw. Pr. mengatakan “saya berani mati” atas umat saya di atas tanah ini demi kebenaran dan keadilan sesuai dengan panggilan hidup saya.
Saya merasa aneh, dulu ada nama OPM, militer mencurigai semua orang Papua yang ada di tanah Papua adalah OPM (separatis) sehingga militer mulai mengejar, menangkap, memperkosa bahkan membunuh orang Papua. Sekarang, nama OPM jarang terdengar hanya ada nama Koteka. Jangan-jangan militer kejar masyarakat Papua yang mengunakan pakaian adat “koteka”. KataYouw dalam kekuatiran.
Lanjut, kalau hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun militer melaksanakan pengejaran terhadap masyarakat Papua, saya mau mewartakan KABAR INJIL sama siapa kalau bukan kepada umat? ketika melihat umatnya semakin berkurang aktif di Gereja akibat dari pengisiran. Tegasnya
Youw mengatakan, saya menjadi IMAM (pastor) bukan karena dan untuk militer, bukan juga karena dan untuk pemerintah tetapi saya menjadi IMAM karena Umat dan untuk umat.
Seadanya semua orang Papua yang ada di tanah Papua, militer mengejar, menangkap, dan membunuh berarti saya mau wartakan “kabar Tuhan” Firman Tuhan sama siapa? Tegas Pater Youw.
Selain itu, banyak hamba-hamba Tuhan (pendeta, pastor) mereka sangat prihatin melihat tindakan-tindakan militer yang sangat tidak manusiawa tersebut. Untuk mengatasi masalah ketidakmanusiawi ini maka, pihak agama (Gereja) mulai bersuara untuk keadilan, kebenaran dan kedamaian dalam kehidupan manusia di atas tanah Ciptaan Tuhan, tanah Papua.
Pihak Gereja juga menyadari bahwa, Gereja juga berperan penting untuk menjaga domba-domba, memelihara dan mengarahkan domba-domba ke padang rumput. Gereja perlu menjaga, menuntun dan mengarahkan umatnya ke jalan yang benar menujuh jalan kebenaran kepada Tuhan
Sehingga, agama pun mulai mendesak kepada pemerintah, segera menyelesaikan masalah Papua dengan damai melalui dialog terbuka antara orang Papua dengan Pemerintah agar tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan oleh manusia Papua dengan pemerintah dalam Negara yang sudah merdeka itu. (M/Bidaipouga)
SUMBER: http://timipotu.blogspot.com
0 komentar for "KEKERASAN MILITER, BANYAK UMAT MENINGGALKAN TEMBAT BERIBADAH"