Pihak berwenang mengatakan, Daniel Kagoya sudah dicari-cari selama lebih dari setahun karena diduga bertanggung-jawab atas sejumlah serangan belakangan ini terhadap warga sipil.
Dikatakan, penangkapan Kogya merupakan pukulan hebat bagi OPM, namun John Otto Ondawame, jurubicara internasional gerakan tersebut, membantah.
"Penangkapan itu tidak berarti apa-apa. Bahkan jika mereka menewaskan seribu orang Papua, anggota OPM atau sipil, kami akan jalan terus dan bertumbuh. Aspirasi yang dalam menuju kemerdekaan Papua Barat tak akan pernah mati," kata John Otto Ondawame kepada Radio Australia.
Operasi penggrebekan itu dilancarkan oleh beberapa satuan polisi, termasuk Densus 88 yang dilatih oleh Australia.
Penindasan Jakarta
Jason Macleod, dari Pusat Kajian Perdamaian dan Konflik Universitas Queensland, mengatakan, operasi itu adalah yang kedua kalinya di minggu-minggu belakangan ini, yang menunjukkan bahwa pihak berwenang Indonesia sedang menumpas gerakan pro-kemerdekaan.
"Tidak diragukan lagi, kita melihat peningkatan operasi polisi dan militer," katanya.
"Sejumlah aktifis ditangkapi di berbagai tempat di Papua Barat. Kita juga melihat meningkatnya kegiatan pengintaian, sehingga banyak aktifis dari Komisi Nasional Papua Barat bersembunyi. Sejumlah tokoh gereja dan masyarakat sipil juga melaporkan bahwa Papua Barat semakin tidak aman dibandingkan dengan sebelumnya."
Namun Jason MacLeod, setuju, penangkapan Daniel Kogoya tidak akan mengurangi kekuatan OPM.
"Yang terpenting adalah mengingat bahwa mayoritas besar populasi menginginkan kemerdekaan, dari tokoh-tokoh politik, kalangan gereja, aktifis NGO, sampai akar rumput," katanya.
0 komentar for "John Otto Ondawame : Kami Akan Tetap Perjuangkan Kemerdekaan West Papua"