By Mypapua
|
Dr. Benny Giay. |
JAYAPURA ND(Tibar)-Terkait ketegangan terjadi akibat sejumlah peristiwa yang di wilayah kabupaten Paniai dan kabupaten Deiyai, yang berimbas menurunnya aktivitas warga dua kabupaten tersebut mendapat tanggapan serius dari tokoh agama Sinode Papua, Dr. Benny Giay. “saya minta aparat jangan lagi kejar masyarakat yang tak bersalah, kejarlah para pelaku penembakan maupun pembacokan di wilayah itu,”ungkapnya di hadapan ribuan jemaat saat membuka Konprensi Kingmi koordinator Deiyai di Gakokebo, Distrik Tigi Barat, kabupaten Deiyai, 29/ 8 lalu.
Kata Ketua sinode itu, dirinya sangat menyesalkan tindakan biadab yang dilakukan oleh pelaku yang tak bertangungjawab dan meresahkan masyarakat setempat. Sejak tanggal 16 Agustus lalu wilayah itu tegang, tak ada aktivitas yang dilakukan, warga lebih memiliki tinggal dirumah ketimbang jalan-jalan. Aparat kepolisianpun bergentayangan mencari pelaku. Hingga saat ini kita belum pastikan siapa pelaku bejat yang menelan manusia yang tak berdosa itu.
“Jemaat harus memberikan dukungan kepada aparat agar mereka secepatnya mengungkap pelaku atas kejadian itu,”paparnya
Menurutnya, wilayah Paniai dan sekitarnya tidak penjahat seperti di beberapa daerah di Jawa. Membunuh itu perbuatan yang tidak perna diajarkan oleh Tete, Nene moyang suku Mee. Coba lihat saja selama ini semua peristiwa yang terjadi menuduh warga namun setelah menyelidiki selalu yang melakukan pembunuhan adalah mereka sendiri.
“saya menduga pelaku penembakan di Obano maupun di Watiyai Distrik Tigi Timur Kabupaten Deiyai itu pelakunya adalah mereka sendiri,”tegas Benny.
Adanya indikasi pelakunya adalah kelompok TPN/OPM pimpinan Jhon Yogi menurut Benny itu hanya cara melempar bola kepada orang lain. Padahal pelakunya adalah orang lain yang tidak bertangungjawab. Saya menduga berat bahwa pelaku beberapa peristiwa itu adalah mereka sendiri saling membunuh baru imbasnya kepada warga setempat. Penembakan di Obano saya meyakini bahwa pelakunya bukan kelompok Jhon Yogi, dan terjadi karena ada masalah antar mereka sendiri.
“Kalau di kampung Watiyai Tigi Timur kelihatannya ada pihak lain bermain, maksudnya mungkin karena unsur alam, atau memang ada pelaku,”ungkapnya.
Dirinya juga menegaskan, jika kepolisian Polres Paniai terus melakukan pengejaran kepada warga yang tak bersalah masalah akan panjang. Sebaiknya pihak polisi menyelidiki dengan pelakunya dengan baik. Coba belajar dari berbagai pengalaman yang sudah –sudah yang berlalu. Kalau pihak aparat tidak menahan diri atas persoalan yang menimpa anggotanya lalu mengejar masyarakat akan terjadi suatu gesekan sosial yang tak kunjung padam.
Berikut kronologis, Kamis (16/8) malam sekitar pukul 20.00 WIT, warga Obano, Distrik Paniai Barat, Kabupaten Paniai, dikagetkan dengan bunyi tembakan. Lokasi kejadiannya sekitar kawasan kios Obano. Peristiwa penembakan itu melukai dua orang, Basri (22) dan Ahyar (25). Satu warga lainnya, Mustafa (22), tertembak di bagian tenggorokan.
Dari data yang dikumpulkan media ini, ternyata peristiwa penembakan yang belum diketahui identitas pelakunya itu terjadi di tempat dan waktu berbeda. Aksi penembakan pertama menimpa Basri dan Ahyar saat sedang makan malam di kios milik Ahyar. Saat itu mereka dua ada bersama rekannya, Bahrudin.
Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Paniai, AKBP Antonius Diance, SH, membenarkan kasus penembakan terhadap tiga warga sipil di Obano itu. Menurutnya, kejadian pertama pada pukul 20.15 WIT dan yang kedua terjadi sejam kemudian di dekat lapangan terbang Obano.
“Dua orang mengalami luka-luka dan korban penembakan kedua atas nama Mustafa, nyawanya tidak bisa tertolong,” jelas Kapolres Paniai.
Berdasar keterangan awal yang didapat, kata Kapolres, dugaan sementara bahwa pelakunya orang yang sama. “Masih ditelusuri. Anggota kami sudah dikerahkan ke sana (Obano, Red.),” katanya.
Tiga korban penembakan itu telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Paniai di Uwibutu-Madi. Basri dan Ahyar masih dirawat petugas medis, sedangkan jenazah Mustafa yang terbungkus kain kafan diletakan di ruang mayat (IGD).
Kejar Pelaku Menyusul kasus penembakan terhadap tiga warga sipil, Polres Paniai langsung menurunkan personilnya ke Obano. Selain anggota Polres, menurut AKBP Antonius Diance, satu peleton BKO Brimobda Papua di Enarotali juga dikerahkan untuk mengamankan situasi pasca penembakan itu.“Anggota kami didukung dari Timsus 751, Brimobda dan Paskhas AU sudah turun ke Obano,” sebutnya.
Pengerahan pasukan itu, menurut dia, langsung bertugas mengamankan situasi agar tidak terjadi kejadian sama. “Jangan sampai ada kejadian susulan, makanya kita turunkan anggota dalam jumlah yang cukup,” ujar Kapolres Paniai.
Belum dipastikan motif dari peristiwa penembakan itu. Begitupun keterkaitan dengan sekelompok gerakan Papua Merdeka. Namun demikian, Kapolres menegaskan bahwa pasukan siap kejar para pelaku penembakan di Obano.
Pasca Penembakan, Paniai Aman Dengan pengerahan pasukan gabungan, Kapolres Paniai berharap bisa menjamin rasa aman warga di Obano, umumnya Distrik Paniai Barat. “Untuk situasinya secara umum di Kabupaten Paniai, sampai hari ini (kemarin, Red.) masih aman terkendali. Hanya perlu antisipasi, jadi kita turunkan personil itu,” tandasnya.
Kondusifnya situasi itu terlihat dari aktivitas warga dan semua komponen yang ada di Paniai. Upacara bendera dalam rangka memperingati hari proklamasi Indonesia (17/8) kemarin, berlangsung lancar. Usai upacara, penyerahan hadiah kepada para pemenang atas beberapa jenis perlombaan dan pertandingan yang diselenggarakan pihak panitia pun dilaksanakan dengan aman. Termasuk upacara penurunan bendera, sore kemarin.
Ini berbeda dengan tahun lalu. Saat upacara 17 Agustus diwarnai aksi penembakan. Walau sempat ada isu yang membuat takut warga, namun itu semua tidak terbukti.
“Aman-aman saja. Ya, ada penembakan di Obano, tapi secara umum Paniai masih kondusif. Ini juga karena ada partisipasi dari warga untuk menjaga keamanan di daerah ini,” ujar AKBP Antonius Diance.(tim ND)
sumber:
http://www.tigibarat.com/
Follow any responses to the RSS 2.0. Leave a response
0 komentar for "Benny Giay: Aparat Jangan Kejar Masyarakat Yang Tak Bersalah"