Masa
yang tergabung dalam Aksi damai sekitar ratusan mahasiswa/i Papua
Yogyakarta-Solo, dan Progresif Prodem bersolidaritas
dengan Organisasi kemanusiaan yang lain, untuk menyuarakan
terkait kekejaman misterius serta kekerasan Penembakan, Pembakaran
rumah warga sipil dan Penangkapan Mahasiswa maupun Aktivis Papua, dalam
dua bulan terakhir (Mei-Juni 2012), ini
sesungguhnya Pelanggaran Hak Asasi Manusia (Ham) terbesar yang
dilakukan oleh oknum Militer Indonesia di Papua.
Masa
aksi memegang Spanduk ukuran besar dengan tulisan "Segerah Tarik
Militer Dari Tanah Papua!" dan poster-poster berupa Foto korban
penembakan oleh Militer, maupun poster tulisan seperti "INDONE'SIA'L
SEGERAH ANGKAT KAKI DARI TANAH PAPUA!", TARIK MILITER NON-ORGANIK DAN
ORGANIK DARI PAPUA, SBY BUDIONO BERTANGGUNG JAWAB KASUS HAM PAPUA.
terlihat rapi dalam aksi damai sup.
SUP
juga, menilai kinerja Kepolisian dan Tentara Indonesia, selama ini
di Indonesia, tidak profesional banyak pelanggaran ham yang terjadi
beberapa kota besar Sumatera (Aceh,), Kalimantan, Sulawesi, Jawa,
Ambon, bahkan lebih Para lagi di Papua.
Pelanggaran
Ham di Papua, mulai Sejak Aneksasi tahun 1963 sampai detik ini jutan
korban jiwa warga Papua tak berdosa yang berkorban diatas Tanah leluhur
mereka sendiri. Negara dalam Hal (Indonesia) tidak Perna ungkap siapa pelakunya sebanarnya, selalu saja di piarah oleh negara, tutur dalam
orasinya salah satu mahasiswa Papua.
Sup Mengutuk Keras terhadap tindakan brutal oleh oknum Militer (Tni-Polri) dimana Aparat Penegak Hukum melakukan
Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi sejak tahun 1963 hingga saat ini tidak pernah diselesaikan secara hukum yang berlaku
di republik Indonesia. Maka, militer Indonesia harus segara ditarik
dari tanah Papua dan buka ruang demokrasi Seluas-lausnya bagi rakyat
Papua,”
Tambah
lagi, Sup Juga Ikut berduka cita atas Ketua I Komite Nasional Papua
Barat (KNPB) Almarhum Tuan Mako Tabuni di bunuh oleh Oknum Polda
Papua, karena Selama ini dia Berbicara Vokal Tentang Papua Merdeka,
Bukan alasan lain. Mako juga tidak memiliki Senjata, Pistol, alat
Cangki lainnya, seperti Militer indonesia dia Hanya Memiliki "Mekaon" guna membangkitkan
semangat rakyat dalam aksi Masa KNPB dengan kata "Lawan", Orasinya.
Tuntutan Aspirasi Solidaritas untuk Papua langsung diterima baik oleh perwakilan POLDA DIY STEPHEN M NAPIUN, S.IK., SH. KABID HUMAS. Mereka berjanti akan teruskan ke Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jakarta dan Majenils Rakyat Papua (MRP) Papua
lanjut,
Stepen setiap tindakan pelanggaran ham Papua dan kota lain sering
dilakukan Proses hukum yang berlaku. dia juga mengakui perlakuan yang
dilakukan oleh kepolisian Polda Papua memang Berlebihan dalam dua Bulan
terakhir ini.
tambah lagi, Kami juga sangat pedi melihatnya
kekerasan militer yang dilakukan terhadap Masyarakat Papua, karena
itu, mahasiswa
pun jangan diam disini tetapi, mahasiswa harus tuntut terhadap Kaporli
dan Pemerintah untuk kekerasan Pelanggaran Ham besar-besaran yang dilakukan oleh
Militer Indonesia terhadap masyarakat Papua ini, tuturnya.
Leczhy Degei Kordinator Umum Solidaritas Untuk Papua
menambahkan, tercatat berbagai kasus kekerasan yang menelan korban
jiwa dan luka-luka justru dilakukan oleh Tni dan aparat kepolisian.
Dengan melihat rentetan peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh
aparat militer Indonesia terhadap rakyat Papua tersebut, maka
solidaritas untuk Papua juga menuntut rezim SBY Budiono untuk segera
menarik militer dari seluruh tanah Papua dan usut tuntas kasus-kasus
pelanggaran HAM di Papua.
Tambah lagi, Militer Indonesia telah gagal menjalankan tugas negara di Papua, tindakan aparat penegak hukum sangat-sangat berlebihan. “SBY hanya melindungi kapitalis investasi asing dan Antek-antek rezim (SBY-Boediono) dengan kekuatan Militer, dari pada melindungi rakyat Papua,” ujar Leczhy Degei .
Maka itu, Sup meminta agar militer ditarik dari tanah Papua, dan pelanggaran HAM harus diusut tuntas, pasalnya, keberadaan militer di tanah Papua terbukti menciptakan situasi Papua yang tidak kondusif. Adapaun pernyataan sikap SUP yang dibacakan oleh Leczhy Degei.
"Pertama, buka ruang demokrasi untuk rakyat
Papua. Kedua, tarik militer (TNI-POLRI) organik maupun non-organik
dari seluruh tanah Papua. Ketiga, copot Kapolda Papua dan
Pangdam XVII/Cenderawasih; Dan Keempat, Polda Papua segera
melakukan uji balistik untuk membuktikan pelaku penembakan di tanah
Papua, Kelima Segerah mengerluarkan Tahanan Kawan-kawan Kami KNPB dan Tahanan Politik tanpa alasan apa pun, keenam Gabungan Polisi dan TNI merampas barang-barang Penghuni Asrama
Mahasiawa Cendrawasih antaranya: 4 lektop dan 2 hp segera di kembalikan,"pernyataan sikap.
Selanjutnya,
tutup dengan doa, akhiri dengan Aman,
kemudian lanjut longmarch kembali ke Terminal Condong Catur RingRoad
Utara di lanjutkan dengan Aksi Pawai sambil bernyanyi Menuju Asrama
Papua. (Andy Ogobay)
MASA AKSI SEDANG MENUJU POLDA DIY
MASA AKSI DEPAN KANTOR POLDA DIY INTER, POLISI WARTAWAN TERLIHAT DENGAN JELAS.
ORASI POLITIK PERWAKILAN DARI FNMP
ORASI POLITIK DARI PERWAKILAN ALIANSI MAHASISWA PAPUA KOMITE KOTA YOGYAKARTA
FOTO SAAT PERWAKILAN POLDA MENERIMA ASPIRASI SOLIDARITAS UNTUK PAPUA
FOTO-FOTO AKSI
FOT SAAT MASA KUMPUL TERMINAL CONDONG CARTU MASA AKSI SEDANG MENUJU POLDA DIY
MASA AKSI DEPAN KANTOR POLDA DIY INTER, POLISI WARTAWAN TERLIHAT DENGAN JELAS.
ORASI POLITIK PERWAKILAN DARI FNMP
ORASI POLITIK DARI PERWAKILAN ALIANSI MAHASISWA PAPUA KOMITE KOTA YOGYAKARTA
ORASI POLITIK DARI PRODEMOKRASI (PRODEM) MAHARDIKA
FOTO SAAT PERWAKILAN POLDA MENERIMA ASPIRASI SOLIDARITAS UNTUK PAPUA
SETELAH SELESAI AKSI DAMAI LANJUT DENGAN LONGMARCH KE TERMINAR CONDONGCARUR
0 komentar for "DEMO "SUP" DI POLDA DIY TUNTUT INDONESIA BERTANGGUNG JAWAB ATAS PELANGGARAN HAM PAPUA"