Perss
Release Komite Kota AliansiMahasiswa Papua ( AMP) Yogyakarta,13 Maret 2014
Wilayah dan Bangsa Papua Barat dianeksasikan oleh
Indonesia dengan cara yang penuh kecurangan, manipulatif, cacat hukum dan tak bermoral.
PBB sebagai lembaga dunia yang harusnya menjamin masyarakat dunia ini pun
terlaibat Pelanggaran HAM berat terhadap rakyat Papua. Perudingan status
wilayah dan politik Papua mulai dari konferensi Malino pada tanggal 16-24 Juli
1946, KMB di Den hag Belanda hingga Perjajian New York 15 Agustus 1962 tidak perna
melibatkan Orang Papua. Tanggal 19 Desember 1961, Ir Soekarno kumandangkan TRIKORA setelah 18 hari Papua
Mendeklarasikan Kemerdekaan untuk membubarkan Negara Papua Barat yang baru berumur
18 hari itu.
1 Mei 1963 UNTEA menyerahkan administrasi walayah
Papua kepada pemerintah indoensia untuk mempersipakan pelaksanaan PEPERS sesuai
perjanjian New York (New York Agreement) 15 Agustus 1962.Dengan adanya penyerahana
dministrasi wilaya Papua kepada pemerintah Indonesia, pemerintah ndonesia mengirim militer dalam jumlah besar dan mobilisasi
penduduk besar-besaran dariJawa ke Papua dalam upaya pengkondisian hingga 1969.
Terbukti hasil PEPERA dimenangkan oleh Indonesia. Dua tahun sebelum PEPERA 1969
yaitu 1967 terjadi Kontrak Karya I Freeport Mc Moran Gold and Copper perusahaan
tambang emas dan tembaga milik Imperialis Amerika dengan rezim Orba Soeharto. Kontrak ini dilakukan karena Indonesia yakin akan
memenangkan PEPERA walaupun dengan cara keji sekalipun, seperti teror,
intimidasi dan bahkan pembunuhan sekalipun.
Kehadiran Indonesia tidak serta merta diterima
oleh prokemerdekaan negara Papau Barat. Kenyataan ini dibalas oleh
Indonesia dengan berbagai operasi militer baik di daerah pesisir Papua maupun daerah
pegunungan Papua. Ratusan ribu rakyat Papua tewas akibat kekejaman militer
(TNI-Polri) Indonesia. Apalagi paska pemberlakuan Daerah Operasi Militer (DOM)
sejak 1977-1998, bahkan hingga saat ini.
Berdasarkan kenyataan itu, Aliansi Mahasiswa Papua menuntut kepada PBB,
Amerika dan Indonesia untuk segera;
- Berikan Kebebasan dan Hak Menetukan Nasib Sendiri Sebagai Solusi Demokratis Bagi Rakyat Papua.
- Tarik Militer ( TNI-Polri) Organik dan Nonorganik dari Seluruh Tanah Papua
- Hentikan Ekspolitasi dan Tutup Semua Perusahaan Milik Imperialisme : Freeport, BP, LNG Tanguh, Corindo, Medco, Antam dll.
Demikian pernyataan sikap politk ini kami buat sebagai
bentuk perlawanan atas penjajahan, penindasan dan penghisapan oleh Indonesia
dan tuannya Imperialisme atas rakyat Papua.
Yogyakarta, 13 Maret 2014
Komite Kota Aliansi Mahasiswa Papua (AMP)
Yogyakarta
Koordinator Aksi
Aby D
0 komentar for "AMP YOGYAKRAT : HAK PENENTUAN NASIB SENDIRI SEBAGAI SOLUSI DEMOKRATIS BAGI RAKYAT PAPUA"