Pintu Ruang Sakaristi Dari Gedung Gereja Katolik Santa Maria Magdalena
Pagubutu Dibongkar Pasukan Gabungan Tni Di Pugodide, Paniai West Papua, 4
Agustus 2013, 11:00 Wp.
Karena Kunci Pintu Masuk Ruang Sakaristi Tidak Diserahkan Oleh Umat, Maka
Pintu Sucinya (Ruang Keramat Umat Katolik Sedunia) Ditendang Tni Dengan Sepatu
Laras Panjang Untuk Melakukan Pemeriksaan Senjata Api (Gelap) Di Dalam
Ruangannya. Kronologi Peristiwa Operasi Pemeriksaan Senjata Gelap Di Pugodide
Pada tanggal 1 Agustus 2013, masyarakat sipil di desa Pugodide telah
menerima berita tentang Acara Pembagian Bibit Ternak Babi untuk 10 Kelompok
Perserikatan Fam. Bapak Jonatan Bunai Gedeutopaa (Anggota TNI) yang bertugas di
Jayapura telah meminta masyarakat sipil yang berdomosoli dalam wilayah 3 Desa
di Pugodide datang berkumpul menerima bibit ternak babi yang disiapkannya untuk
10 kelompok Perserikatan Fam Asli Pugodide di halaman Gedung Gereja Katolik
Santa Maria Magdalena Pagubutu pada tanggal 4 Agustus 2013, 11.00 WP.
10 KELOMPOK SASARAN PEMERIMA BIBIT TERNAK BABI
Pada pagi harinya, sebelum Ibadah Minggu dimulai, Bapak Jonatan Bunai
didampingi oleh Tuan Matias Bunai Odiyaipaa mengantarkan 10 ekor babi betina
untuk kepentingan 10 Kelompok Perserikatan Fam Asli Papua Barat di Pugodide,
seperti antara lain : 1. Kelompok Perserikatan Fam Bunai Odiyaipaa diwakili
oleh Matias Bunai di Tougida. 2. Kelompok Perserikatan Fam Gedeutopaa diwakili
oleh Pewarta Demianus Bunai di Jikai 3. Kelompok Perserikatan Fam Bunai Wenaapa
diwakili oleh Markus Bunai 4. Kelompok Perserikatan Fam Bunai Maibopaa diwakili
oleh Jimunaipiyaa Bunai di Bado Pugoo 5. Kelompok Perserikatan Fam Bunai
Umagopaa diawakili oleh Yohanes Bunai di Papouye 6. Kelompok Perserikatan Fam
Bunai Beukamepaa diwakili oleh Marthen Bunai di Kopai 7. Kelompok Perserikatan
Fam Yeiomo Koguwo diawkili oleh Epres Yeimo di Papouye 8. Kelompok Perserikatan
Fam Yeiomo Emigai diwakili oleh Yan Yeimo di Kagupugaida 9. Kelompok Perserikatan
Fam Tobai diwakili oleh Januarius Tobai di Waidide 10. Kelompok Perserikatan
Fam Yatipai diwakili oleh Didimus Yatipai di Waidide.
Seusai ibadah Minggu paginya, para umat Katolik dan Jemaat KINGMI Papua
Barat di Pugodide memenuhi undangan bapak Janatan Bunai untuk hadiri acara
pembagian bibit ternak babi yang telah disiapkan di halaman Gedung Gereja Santa
Maria Magdalena di Pagubutu, Pugodide, Paniai Papua Barat seperti biasa tanpa
rasa takut akan terjadi sesuatu di tempat.
Sesuai undangannya, para penerima bibit ternak babi tersebut telah berkumpul
di halaman gedung gereja Katolik sambil Jonatan dan Matias Bunai berdiri di
tengah-tengah anggota penerima pas di posisi depan pintu gereja. Tiba-tiba tiga
mobil sempat berhenti di jalan raya Nabire-Paniai, depan pintu masuk Gerejak
Katolik Pagubutu. Kurang lebih 15 orang anggota Pasukan Gabungan TNI diturunkan
dari mobil yang berwarna Putih tersebut menuju ke halaman gedung gereja tanpa
diketahui alasannya. Dimana masyarakat penerima bibit ternak babi tersebut
berkumpul.
Para penerima dan pemberi bibit ternak babi tersebut mulai terkejut akibat
diterjunkannya belasan anggota pasukan gabungan TNI ke lokasi pembagiannya.
Apalagi lokasinya dipakai di halaman gedung gereja milik umat Katolik yang
seharusnya bebas dari berbagai aksi kekerasan dengan alasan apapun juga. Para
penerima bibit ternak babi termasuk pemberi dan pendamping membiarkan setiap
aksi pemeriksaan dan pembongkaran yang telah dilakukan oleh pasukan gabungan
TNI yang telah diturunkan dari Madi, Kabupaten Paniai. Bapak Jonatan Bunai dan
tuan Matias Bunai serta para anggota penerima bibit ternak babinya tidak
terpancing dengan aksi pemeriksaan dan pembongkaran terhadap Pintu Ruang
Sakaristi dalam Gereja Katolik Santa Maria Magdalena Pagubutu di Pugodide.
CARA PELAKSANAAN AKSI PEMERIKSAAN TNI
Dalam menjalankan operasinya, TNI mengatakan, kami melakukan pemeriksaan
untuk mencari Senjata Gelap yang telah dimilikinya oleh Kelompok Militan di
Pugodide. TNI juga telah memasuki dalam ruangan Gereja Katolik. Gedung Gereja
dikeliling oleh TNI sambil cungkil tanah di pinggiran setiap pondasi bangunan
suci tersebut. Mereka, TNI juga telah naik kearah plafon gereja dari dalam.
Diatas atap daun senk juga dipanjat TNI dengan menggunakan tangga-tangga buatan
kayu milik umat Katolik di Pagubutu. Di saat menjalankan aksi pemeriksaannya,
baik anak-anak laki-laki, anak-anak perempuan, pemuda-pemudi maupun orang-orang
tua seluruhnya diperiksa oleh pasukan gabungan TNI di pintu pagar masuk-keluar
dari jalan raya Nabire-Dogiyai-Deiyai dan Paniai dengan alasan mencari Senjata
Api (Gelap) yang dimaksud. BARANG-BARANG YANG DISITA TNI 1. Uang sebesar Rp 6
juta rupiah yang diisi oleh XD 2. Uang sebesar Rp 10 Juta rupiah yang disii
oleh NP 3. Berbagai Hp milik Orang Asli Papua Barat di Pugodide Semuanya telah
dibawah ke POLRES Paniai di Madi sekitar pukul 15.00 WP.
CATATAN PENTING SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN BAGI PENGAMBIL KEBIJAKAN :
1. Pasukan Gabungan TNI belum menemukan sepucuk senjatapun termasuk
amonisinya di Kompleks Gedung Gereja Katolik Santa Maria Magdalena Pagubutu,
Pugodide, Paniai West Papua pada hari Minggu 4 Agustus 2013 itu. 2. Belum ada
photo TNI satu lembarpun di saat mereka melaksanakan pemeriksaan dan
pembongkaran di Gereja karena takut ditempat di tempat, kata AZ saat ia
diwawancai di suatu tempat yang tidak sempat disebutkan nama lokasinya.
3. Bapak Jonatan Bunai (Anggota TNI) yang sedang bertugas di Jayapura
sebagai saksinya terhadap peristiwa pemeriksaan dan pembongkaran yang telah
dilakuan Pasukan Gabungan TNI di Pagubutu, Pugodide, Paniai, Papua, 4 Agustus
2013 seperti yang telah diuraikan pada kronologi tersebut diatas. 4. Para Umat
Katolik dan Jemaat KINGMI di Pugodide telah dan sedang merasakan trauma dan
takut akibat peristiwa yang terjadi di Kompleks Gereja Katolik tersebut
mengingat peristiwa berdarah yang pernah terjadi di Tomor Leste dalam tahun
1999 lalu. Melalui peristiwa ini, KAPOLRES Paniai membuat umat katolik di
gereja s di Pugodide tidak aman tinggal di kampung halaman mereka terutama para
Umat dan Jemaat melaksanakan Ibadah setiap hari Minggu dan hari-hari besar
lainnya di Gereja.
REKOMENDASI :
PERTAMA : KAPOLRI diminta perintahkan KAPOLDA Papua untuk mencopot KAPOLRES
Paniai dari jabatannya pada kesempatan pertama. Karena Pasukan Gabungan TNI
telah melaksanakan “PEMERIKSAAN DAN PEMBONGKARAN DALAM GEREJA PADA HARI MINGGU
DI PAGUBUTU”.
KEDUA : Para pimpinan Umat Katolik untuk Wilayah Papua Barat dan Indonesia
(Tingkat Keuskupan) diminta segera akan suarakan kepada Dewan Gereja Sedunia
(KEPAUSAN) untuk melihat dari dekat tentang peristiwa Pemeriksaan dan
Pembokaran termasuk TNI dengan senjata lengkap memasuki di halaman Gedung
Gereja Katolik Pagubutu, memasuki di ruang SAKARISTI, melewati batas platfon
gedung Gereja dan memanjat ke atas sengk disamping pintu depan/teras Gedung
Geraja yang dimaksud untuk mencari tempat persembunyian “SENJATA API/GELAP”.
KETIGA : Dewan Gereja Sedunia diminta segera akan meminta pertanggung
jawaban KAPOLRES Paniai melalui Kepolisian Republik Indonesia di Jakarta
tentang Aksi Pemeriksaan dan Pembongkaran Pintu Kamar SAKARISTI (RUANG KERAMAT
BAGI UMAT KATOLIK SE-DUNIA) Santa Maria Magdalena Pagubutu di Pugodide 4
Agustus 2013.
KEEMPAT : Pemerintah Vatican-Roma, Amerika Serikat, Belanda, Australia,
Selandia Baru, Inggris dan Indonesia diminta segera akan bertanggung jawab atas
berbagai kasus pelanggaran berat HAM yang telah dan sedang dilakukan oleh
Pasukan Gabungan TNI di Tanah Papua sejak 1 Mei 1963.
KELIMA : Dewan Gereja Sedunia diminta segera akan desak Dewan HAM PBB
kirimkan Tim Pemantau Khusus PBB tentang penyalagunaan kekuatan militer
Indonesia (Pembunuhan Kilat dengan menggunakan Senjata Api) dan pelarangan
polisi tentang kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum di Tanah Papua
untuk percepat proses pelaksanaan dialog antara pemerintah Indonesia dan Orang
Asli Papua.
Dilaporkan berdasarkan hasil wawancara antara saya, Servius Kedepa dan tuan
A-Z di Paniai, 8 Agustus 2013, 11:25 WP SERVIUS KEDEPA Aktivis HAM Papua Barat
Wilayah Paniai
0 komentar for "MILITER INDONESIA MEMBONGKAR GEREJA KATOLIK SANTA MARI PAGUBUTU PANIAI"