YOGYAKARTA--- Solidaritas Untuk Papua (SUP), Mempersiapkan turun jalan, saat ini depan Asrama Mahasiswa Papua Kamasan I jalan Kusuma Negara 119. Yogyakarta Selasa (30/07/2013).
SUP, Insiden Tragedi Nabire yang mana 18 orang korban meninggal
39 orang luka-luka, merupakan salah satu dari daftar Kejadian Luar Biasa
(KLB) di Tanah Papua. Kejadian ini bukan merupakan sebuah musibah, kriminal
murni atau jenis lainya. namun sudah seting oleh Pihak Militer Indonesia sendiri.
Dengan itu SUP Menuntup Negara Indonesia dalam Hal Presiden SBY-BUDIONO,
bertanggung Jawab.
SUP, menilai “Tragedi Tinju GOR Kota Lama Nabire Papua
merupakan pelanggaran HAM MURNI yang di lakukan secara sistematis dan
terstruktur” oleh Kaki tangan Militer Indonesia untuk menghabiskan Ras
melamesia Papua,
Setelah pertandingan final, Panitia menyiapkan acara
penghormatan para pemenang. Tiba-tiba ada provokator berteriak keras dari
tengah-tengah penonton tribun Barat, dan mengatakan “tidak! Tidak!
yang menang itu Pigome, bukan rumkorem!” Pemuda tersebut itu, angkat kursi lalu
lempar ke bagian SATPOL-PP, sehingga terjadi saling lempar kursi dan aduh
mulut.
Karena di dalam GOR terjadi keributan, maka, seluruh penonton
yang panik, berlari-lari sambil berdempet-dempetan menuju pintu untuk keluar
dari GOR. Saat di pintu keluar, Penonton sambil saling berdempet, dan ketika di
depan teras, penonton yang berdiri di atas teras tiba-tiba keram kaki mereka
dan fisiknya pun melemas (loyo), kemudian jatuh dan tidak sadar diri. Penonton
yang berdesakan berikutnya pun mengalami hal yang sama, kemudian jatuh di atas
korban yang lebih dulu jatuh, sehingga terlihat saling injak-menginjak sampai
di Teras. Akibatnya dari peristiwa tersebut, 18 orang mati di tempat kejadian
39 orang lainnya luka-luka.
Korban meninggal dunia ini pun bukan berasal dari perkelahian
di keliling RING TINJU dalam GOR , tetapi seluruh korban meninggal
dunia itu, terjadinya di pintu masuk GOR atau mati di teras
pintu GOR Kota lama, Nabire. Sehingga hal ini sudah jelas karena pada proses
imputasi telah di jelaskan bahwa kebiasaan Aparat Kepolisian dan TNI di
tanah Papua selama ini, jika ada acara kecil apapun selalu dikawal
ketat oleh pihak Kepolisian, namun malam itu, pada malam tanggal 14 Juli
2013, Malam Final Tinju, walaupun dihadiri Bupati Kabupaten Nabire
bersama Istrinya yang didampingi beberapa Muspida, tidak terlihat dan
tidak ada petugas Kepolisian yang berjaga. Ini merupakan salah satu bentuk
proses impunitas yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian.
Tidak bisa dibenarkan
apabila Kapolres Nabire dan Kapolda Papua
Mengatakan saat itu sudah diturunkan Personil Brimob atau Dalmas untuk mengamankan acara
tersebut.
Karena pada
kenyataannya malam itu aparat yang jaga hanya
4 orang POL-PP dan 4 orang anggota TNI. Mereka
berjaga keliling RING TINJU. Tidak ada polisi yang jaga di dalam
malam itu. Kalau di analisis kronloginya secara
mendalam maka pada hari tersebut merupakan kesempatan yang tepat untuk
menciptakan sebuah konflik oleh oknum-oknum yang memiliki kepentingan di atas
tanah papua secara sistematis dan terstruktur. Oknum-oknum tersebut adalah
TNI/POLRI sendiri, sehingga mereka sengaja menciptakan situasi politik yang
mengarah pada konflik horizontal yaitu konflik antara orang papua dengan
orang papua sendiri. Dalam hal ini Orang Asli Papua (OAP) sengaja di bunuh
secara perlahan-lahan melalui berbagai macam upaya atau kegiatan yakni salah
satu contohnya adalah tragedi kerusuhan di GOR kota lama nabire papua yang
telah terjadi 14 juli 2013 lalu itu. (M/M)
0 komentar for "SUP: SIAP TURUN JALAN MENUNTUT, INDONESIA BERTANGGUNG JAWAB INSIDEN GOR NABIRE"