Ilustrasi@ (foto: google.com) |
Ketika
mengalami pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Tentunya akan memengaruhi
pada tingkat intelektualnya dan jasmaninya. Akan hal ini, Karena dipengaruhi
oleh makan-makanan yang kurang bergizi. Ini merupakan salah satu bagian dari hidup, dimana makanan bergizi akan
memengaruhi semua organ pada tubuh manusia. Terutaman kepada anak-anak yang
masih berkembang beranjak menjadi dewasa.
Kadangkalah,
orang (anak-anak) mengalami ganggung pada intelektual. Bisa jadi, diakibatkan
dari susahnya mendapatkan ilmu dari sekolah. Karena memikirkan hal itu,
terus-menerus. Akibatnya daya pemikirannya menjadi lemah dan daya tangkap
pun menjadi lemah. Dan bisa juga, di
sebabkan, dari tingkat makanan yang bergizi. Karena kurang diperhatikan hal
itu, akibatnya daya tangkap dan daya ingat pun akan semakin lemah pula. Bisa dibaca di website : www.tabloidjubi.com atau kilk http://z.tabloidjubi.com/index.php/2012-10-23-00-07-55/pendidikan-kesehatan/1459-kilas-balik-fenomena-kurang-gizi-di-papua.
yang mana membicarakan mengenai kilas balik fenomena kurang gizi di papua
Oleh
karena itu, banyak anak papua yang
mengalami hal seperti itu. Tingkat intelektualnya dan jasmaninya, masih sangat
lemah. Ini disebabkan dari tingkat gizi yang kurang diperhatikan. Karena kurang
diperhatikan dengan baik dan benar. Akibatnya daya ingat dan daya tangkap pun
ikut lemah.
Disisi
lain, banyak anak papua yang terlantar dengan begitu saja. Tanpa ada orang yang
mau memerhatikan anak-anak papua terhadap kehidupan mereka. Terutama anak-anak
papua, yang hidupnya hanya jalan, jalan, dan jalan saja. Tidak ada satu
kegiatan pun yang mereka lakukan. Baik kegiatan yang halal maupun yang tidak
halal.
Karena
dibiarkan dengan begitu saja. Terlihat tubuh dan badan mereka pun, sangat tidak
baik. Hal ini, disebabkan karena kurang ada perhatian dari berbagai elemen,
pemerintah dan lembaga-lembaga khusus yang menangani hal demikian. Dan terlebih
khusus kepada orang tua sebagai
penggerak motor dalam keluarga.
Orang
tua menjadi penggerak utama. Karena orang tua sebagai motor penggagas dalam
keluarga. Dimana orang tua yang lebih tahu, kelemahan dan kelebihan dalam
keluarga. Kadang anak tidak betah tinggal dengan orang tua. Karena tidak
dipenuhi keinginannya. Akibat dari itu, anak akan berusaha untuk melepas diri
dari keluarga. Pergi mencari kehidupan
sendiri, pergi ke alamnya sendiri. Entah di alam yang buruk atau baik.
Akan
hal itu, akan menjadi keluarga yang tidak harmonis. Anak akan hilang namanya
dalam keluarga. Akan semakin tidak mengenal dengan keluarganya. Akibatnya,
diujung-ujungnya akan menimbulkan kekerasan di dalam keluarga dengan kategori
kekerasan keluarga.
Dan
juga, karena terlepas dari keluarga. Anak tidak akan bisa lakukan apa-apa.
Sudah pasti akan jalan ke tempat yang salah. Pergi mengomsumsi makanan yang
sifatnya tidak ada gizinya, akan hal demikian, anak akan mengalami daya ingat
dan daya tangkap yang sangat lemah nantinya.
Hal
ini, yang perluh diperhatikan dengan baik dalam keluarga. Karena keluarga
merupakan landasan utama dan terutama dalam menjalankan kehidupan yang lebih
baik. Kelebihan dan kekurangan hanya dimasing-masing keluarga yang
mengetahuinya.
Oleh
sebab itu, gizi pada anak sangat dibutuhkan bagi tubuh dan intelektual anak. Dengan
demikian, keluarga menjadi alat penggerak dalam memberikan makanan yang
sifatnya bergizi kepada anaknya. Sehingga, kelak anak akan merasakan betapa
indahnya, makanan yang anaknya makan akan memengaruhui pada intelektualnya dan
jasmaninya.
Dengan
demikian, anak-anak papua. Karena mengalami penurun pada intelektualnya dan jasmaninya. Sangat
mengharapkan makanan yang sifatnya bergizi. Hal ini, bukan keluarga saja yang
menanggung semuanya. Namun, pemerintah pun juga, turut berpartisipasi di dalam
memberikan bantuan makanan yang bergizi.
Ini adalah tanggung jawab pemerintah juga dalam membenahi anak-anak
bangsa papua. Kelak anak-anak papua yang nantinya menggantikan posisi-posisi
bapak/ibu sekalian.
Penulis: Alexander Gobai
0 komentar for "Prihatin: Gizi Anak Papua, Kurang di Perhatikan dengan Baik dan Benar"