JAKARTA-- Pimpinan Negara Republik Indonesia (Eksekutif) dan Pimpinan Aparat Penegak Hukum (Yudikatif) Pertemuan Rahasia Terkait Papua, Papua mau jadikan Derah Operasi Militer (Dom) besar-besaran. di beberapa wilayah Papua termsuk Papua bagian pegunungan. yakni Puncak Jaya Tolikara, Pengunungan Bintang, Timika, Paniai, Deiyai, Dogiyai, Kerom, Wamena, dan Papua Pesisir Pantai, Yakni Merauke, Nabire, Namokwari, sorong, Fak-fak, dan lainnya.
Sesuai dengan yang dilansir media detikcom Pimpinan Negara Republik Indonesia Susilo Bambang Yudoyono (SBY) bersama Menkopolhukam, Panglima TNI dan Jendral Polisi akan
melakukan pertemuan untuk membahas rencara akan daerah operasi militer (DOM) di wilayah Papua khususnya Papua bagian Pegunungan.
Untuk menyikapi
penembakan 8 tentara Nasional Indonesia (TNI) di Puncak Jaya pada beberapa waktu lalu. Dalam Operasi Militer seperti sebelumnya akan terjadi
banyak pelanggaran HAM, secara Rahasia negara sudah menjalankan Operasi militer sejak 1963, sampai lahirnya PEPERA 1969 masih berlanjut hingga saat ini. maka seluruh orang Papua diharapkan untuk waspada.
Sejak awal pemerintah Indonesia tak mempunyai komitmen dan itikad
politik yang baik. Komitmen politik dalam hal ini, bukan mengenai UANG
tetapi keadilan dan kebenaran misalkan adanya Pengadilan HAM yang sesuai dengan
rekomendasi Otonomi Khusus Papua. Ada pun seharusnya beberapa hal yang
sudah dilakukakan oleh pemerintah, tetapi hingga kini masih
terbelangkai.
- Pembahasan pelurusan sejarah Papua.
- Memberhentikan perusahaan asing terus didatangkan untukk mengurasi isi bumi.
- Membuka ruang demokrasi; Tak lagi melarang rakyat sipil melakukan aksi demontrasi damai, sekalipun itu tuntutan politik.
- Tak lagi menstigma suatu kelompok atau organsisi rakyat yang damai sebagai separatis.
- Membebaskan tahanan politik Papua tanpa syarat.
- Memberhentikan Pemekaran yang terus menjamu.
- Membangun Papua yang adil dan sesuai dengan budaya Papua. (Bukan jawa makan nasi jadi Papua juga Nasi).
- Tanpa intimidasi!
- Tanpa kasus-kasus HAM terbelangkai!
- Rekonsiliasi korban pelanggaran HAM?
Maka jika ada yang menyalahkan atas penembakan TNI di Papua adalah hal
yang bodoh dan tak masuk akal. TNI yang mati kemarin adalah aparat
(alat) negara, dan representatif dari kekuasaan. Maka yang patut
dipersalahkan adalah Pemerintah Indonesia. (M/PB)
Sumber:http://paschall-ab.blogspot.com/
Seluru rakayt papua tidak takut dengan namanya operasi militer TNI/POLRI di tana papua, karena rakyat papua punya dasar yang kuat dan membela kenenaran di tana sendiri jadi lebih kusus orang papua tetap teguh koko, jangan takut dengan komentar di media atau isu-isu dari pihak yang mau mengacaukan dalam perjuangan nasip sendiri ( Papaua merdeka ) rakayat papua mari berdoa dan bekerja pasti kita Tuhan, alam semua ada di pihak kita.