Teman-teman
perluh mengetahui bahwa hidup di perantauan (tanah orang) memang sangat sulit
dan bukanlah hal yang
mudah untuk menjalani
kehidupan di tanah orang. Ada banyak cerita atau kisah yang kami alami dalam
kehidupan kami selama kami merantau
di tanah orang. Apapun
yang terjadi akan terasa sulit
untuk dijalani. Kami mengalami
kisah ini sudah beranjak 2 tahun yang lalu di tanah kokonao semasa kami
SMP.
Sekolah di
perantauan orang alias
jauh dari kedua orangtua yang
kami sayangi. kisah
dari hari ke hari rasa kangen dan rindu akan kampung
halaman ada di hati.
kadang rasa gelisah sedih yang selalu
menghantui kami di setiap
saat.
Dengan begitu, masih tersimpan raut
wajah kedua orangtua di dalam hati kami. Juga terkadang
selalu teringat wajah kedua orangtua di setiap langkah dan
kehidupan yang selalu kami
jalani. Meskipun mereka jauh di
hadapan kami, namun, dengan melalui doa mereka selalu ada dan bersama
dengan
kami di dalam benak hati.
Akan hal itu, kami
selalu merasa
bangga terhadap
kedua orangtua, yang kami tinggalkan di kampung
halaman. Dengan meninggalkan orangtua, kami selalu berpikir bahwa, inilah masa yang kesulitan yang terindah
yang kami hadapi.
Cenderawasih@ |
Dengan
begitu, kami merasa lebih mandiri demi
mencapai kesuksesan yang telah kami
janjikan kepada kedua orangtua. Kadang air mata pun menetes dengan tak
sadar
memikirkan nasib kami (harapan kami). Serasa belum percaya untuk mencapai cita-cita kami, sebab kami masih memegang
kebiasaan sehari-hari (tingkah buruk kami)
yang kadang bersifat
negatif.
Semua kesedihan yang kami alami akan menjadikan sebagai pondasi dan batu sandaran untuk untuk mencapai
harapan dan cita-cita kami agar bisa mencapai kesuksesan pada masa yang indah. walaupun jarang kami belajar. Namun, juga karena
banyak tantangan dan
rintangan yang selalu membawa
kami ke dalam kegagalan hidup.
Ketika
cinta dan kasih sayang
oleh kedua orangtua datang. Berarti dengan sendirinya menggantikan dengan
para pembina asrama
(pastor, suster dan para guru di sekolah). Itu menjadi orangtua kami yang sangat berarti dalam hidup kami. Dikala datang senang maupun susah,
terkadang berpikir untuk selalu menyayangi dan mencintai orangtua kedua kami dengan penuh hormat.
Namun
kadang kemudian selalu teringat pula kedua orangtua
kami di kampung halaman.
Seusai dengan apa yang kami harapakan, kadang terbayang wajah orangtua yang selalu menumpukan rasa belas cintanya.
Dengan
begitu, banyak teka-teki yang muncul dan harus dipecahkan
untuk memperbaiki tingkahlaku serta kebiasaan yang buruk
sehingga bisa memimpikan cita-cita dan harapan yang andal demi mencapai
kesuksesan juga menjadi orang yang terbaik terhadap orangtua.
Kami selalu
mengalami kegagalan, namun itu bukan menjadi bahan
pembicaraan juga sebagai bahan untuk mengehentikan semua jejak dan
cita-cita kami, yang selalu kami harapkan. Dan kami
berharap bahwa nantinya semua indah pada waktunya. Juga kami selalu berkeinginan
untuk membahagiakan kedua orangtua kami
masing–masing.
Untuk itu, kami selalu memegang komitmen bahwa kami harus
menunjukkan bahwa kami bisa,
meskipun selalu berhadapan dengan
rintangan yang
membuat kami harus jatuh. Namun kami selalu bangun
lagi untuk mendapatkan
kembali apa yang harus
kami kejar, yakni cita-cita.
Hidup
memang penuh dengan banyak teka-teki, bahkan tidak bisa di tebak
kapan kita memulai dan mengakhirnya, semua datang secara tiba-tiba bahkan tidak sesuai
dengan nalar yang kita pikirkan. Dengan begitu, kami selalu
mencoba untuk memperbaiki tindakan dan
kesalahan kami sehingga nantinya tidak masuk pada hal sia-sia (sifatnya
fleksibel).
Dibalik itu juga, kami Selalu mendapatkan dukungan dari Tuhan (God), Orangtua dan keluarga
yang lain. Sehingga selalu setia dan mendukung dalam study kami.
Ini
adalah aprsiasi yang paling baik untuk kami. Dan karena ada dukungan
dari
mereka semua maka kami memunyai semangat 61 untuk terus bagkit dan maju
melawan
hal-hal yang belum pernah kami dapatkan. Dan pada akirnya kami
mendapatkan
sesuatu yang lebih berharga untuk masa depan kami.
Inilah kisah
hidup kami selama kami berada dan hidup di tanah orang, yakni tanah
kokonao
semasa kami SMP. Kehidupan yang kami lalui banyak kisah yang menarik
namun,
hanya kisah secara garis besar saja yang kami sajikan untuk saudara
sekalian.
Terima kasih.
Penulis : (Siswa SMK N 1 Kuala Kencana
Timika, Papua)
0 komentar for "Rasa Beban Hidup di Tanah Orang"