Aksi Tutup Mulut Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) terkait Trikora (foto:fb/dok AMP/Andi-Go) |
Yogyakarta-- Puluhan masa yang
tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Se-jawa-Bali, kembali
melakukan aksi Bisu (Aksi Tutup mulut), untuk menggugat Trikora 19 desember 1961. Dalam
aksinya spanduk besar tertulis “19 Desember 1961, Awal Penjajahan Indonesia
atas Negara Papua Barat”. sampai saat ini berurur 51 tahun orang Papua dalam Penjajahan Indonesia.
Masa aksi memegang empat poster Bintang
kejorah dan tujuh poster tuntutan aksi dalam keadaan hujan besar akhirnya hujan memakannya.
Aksi awal mulai hingga usai selama aksi di hadang dalam hujan besar, dalam keadaan hujan yang cukup berat, tetapi semangat dari masa aksi, maka aksi berjalan dengan baik dan aman, Rabu (19/12/2012) pukul 10:30 Wib.
Tuntutan utama aksi tutup mulut
yakni; “pertama PBB dan Indonesia Harus Mengakui Kedaulatan Negara West Papua,
Kedua, PBB untuk menggugat pendudukan Indonesia di tanah Papua, ketiga, Penguasa
Indonesia untuk menarik Militer (Tni-Polri) dari Seluruh Tanah Papua, keempat,
Militer (Tni-Polri) Indonesia untuk menghentikan aksi brutal berupa penangkapan
dan pembunuhan kepada aktivis dan seluru rakyat Papua, kelima, Inggris Amerika
dan Australia segerah hentikan kerja sama militer dengan Indonesia dalam bentuk
apapun, “Press Release aksi bisu.
“Aksi tutup mulut AMP kali ini, kordinator
lapangan (korlap) Agus D, menyatakan kita tutup mulut (Aksi bisu) awal sampai jumpa
pers disampaikan oleh Juru bicara (jubir) oleh Rinto K, kepada wartawan yang
meliput kegiatan aksi. Diisi dengan Puisi Tangisan Papua oleh perwakilan
perempuan Papua, Dilanjut dengan Pembacaan pernyataan sikap, “tutur agus
sebelum aksi mulai.
Kemudian mulai kumpul asrama
mahasiswa Papua “Kamasan I” Jogyakarta. Masa aksi berjalan kaki dari Asrama Papua longmarch sampai depan Perempatan
Kantor Pos pusat Malioboro Yogyakarta, selama aksi, masa aksi tutup mulut dengan kain hitam tanpa bersuara
kemudian ikat kepala dengan Kain putih tulisan “ Free West Papua”
Depan kantor Pos Pusat Kordinator umum Paul Hegemur membacakan Pernyataan Sikap aksi
Tutup mulut, 19 Desember 1961, Soekarno mengumandangkan TRIKORA di Alun-Alun
Utara Yogyakarta dengan tujuan untuk mengagalkan pembentukan negara Papua Barat
yang telah dideklarasikan pada 1 Desember 1961. TRIKORA merupakan awal
dilakukannya penjajahan Indonesia atas negara Papua Barat.
Realisasi dari isi Trikora ini, maka
Soekarno sebagai Panglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat (Sekarang
Papua) mengeluarkan Keputusan Presiden No. 1 Tahun 1962 yang memerintahkan
kepada Panglima Komando Mandala, Mayor Jendral Soeharto untuk melakukan operasi
militer ke wilayah Papua Barat untuk merebut wilayah itu dari tangan
Belanda.
Hingga kini, Militer (TNI-Polri)
merupakan alat negara Indonesia yang paling ampuh untuk menghalau gejolak
perlawanan Rakyat Papua yang menghendaki kemerdekaan sepenuhnya dari Indonesia.
Berbagai kasus pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) Rakyat Papua
terjadi akibat kebrutalan Militer Indonesia.
Selanjutnya masa aksi tutup dengan doa oleh
Noak G, kemudian berjalan kaki pulang
keasrama Papua dengan tanpa suara dalam keadaan hujan. (M/A/g)
Jangan terjebak dengan adudomba, devide et impera yang dilakukan oleh para cukong perampok harta kekayaan bangsa Indonesia.
Bukan hanya orang Irian Jaya yang mengalami perlakuan biadab (tidak adil dan tidak manusiaawi) dari para pebejat negara yang sudah menjadi begundal/pecundang cukong antek komunis cina.
Para penjajah itu tentu sangat menginginkan agar NKRI terpecah-pecah.Karena dengan demikian penjajah itu akan semakin mudah menguasai secara total NKRI (5 pulau besar dan gugusannya).
Kami tidak perna merampok yang merampok itu NKRI/Melayu jawa Indonesia.
SEJARAH TERBUKTI PAPUA PASTI MERDEKA LAMA ATAU CEPAT...
Jangan ko sok pintar disitu. Ko tau kah berapa banyak proporsi kekayaan alam papua yang diambil Indonesia? cuma 9%, ko kalo tidak punya data jangan asal bicara saja macam orang tolol disitu. Ko pu bicara cuma mau bikin konflik suku saja di tanah papua bikin tambah banyak orang mati