Ilustrasi@ Fb/Ansel |
“PERTARUNGAN IDEOLOGI ANTARA INDONESIA DAN PAPUA SANGAT CURANG TERLIHAT, NAMUN WAKTU DAN PERJUANGAN MENGANTAR BANGSA PAPUA PADA GERBANG KEMERDEKAAN”
Pertarungan ideologi antara Indonesia dan West Papua mulai terlihat jelas didepan mata (baik diinternet, buku, dan kenyataan), pertarungan itu terjadi tak seimbang karena Indonesia dibeck-up dengan sistim pemerintaha yanmg berpihak kepada Indonesia, peralatan cangih, dan bantuan dana dari pemilik modal asing (Amerika Serikat, Australia, Inggris, dan sekutunya). Bukan hanya itu Negara-negara penyuplai alat dan dana diatas juga menutup rapat ruang demokrasi bagi west papua ditingkatan global agar infestasinya ditanah papua berjalan mulus, telah diketahui bersama bahwa dua Negara diatas adalah pemilih Hak Veto di PBB dan terlebih khususnya di Dewan Keamanan.
Walaupun kondisinya demikian tidak pernah memudarkan semangan nasionalisme west papua yang terbungkus rapih dengan adat papua, dan tulang belulang leluhur papua melahirkan ideologi west papua yang subur dalam jiwa dan raga setiap anak negeri west papua tanpa membedakan status dan golongan. Sebagai buktinya adalah walaupun telah sekian ribu strategi dilancarkan oleh pihak penjajah (Indonesia, Amerika Serikat dan sekutu) hanya untuk menundukan orang papua namun semuanya bagaikan angin lalu yang selalu ditepis oleh orang papua. Kenyataan itu telah diungkapkan sendiri oleh Politikus Indonesia bahwa “hanya untuk mempertahankan Papua dalam Indonesia telah banyak uang yang dikelurkan”, selain itu Dr. Adnan Buyung Nasition juga mengungkapkan kepada khalayak umum Indonesia bahwa “cepat atau lama papua akan membebaskan dirinya karena Indonesia tidak mampu mengambil hati orang papua”.
Ideologi orang papua sangat panas dalam diri orang papua sebab keberadaanya bagaikan bara api yang selau terbakar dan berkobar seiring waktu berlalu. Kejadian demi kejadian buah karya strategi penjajah (Indonesia, dan Amerika Cs) ditanah papua hanyalah sebagai pendukung kobarnya api revolusi bangsa Papua.
Sekian wilayah dimekarkan oleh pemerintah Indonesia tanpa melakukan uji kelayakan dengan tujuan untuk memecah bela orang papua, dan sekaligus membuka ruang baru bagi pendirian aparat keamanan Indonesia diatanah papua juga tidak mampu membendung ideologi orang papua, malah dengan usaha pemekaran itu menjadi merata pelanggaran HAM Berat terhadap orang Papua terlihat disana. Usaha penjajah melalui konflik-konflik yang dipelihara disana baik konflik PILKADA, antar Kelompok di Timika, dan lain sebagainya tidak mampu memudarkan Ideologi orang Papua.
Perhatikan seorang papua yang mengenyam pendidikan formal di bangku SD – PT dipolitisir menjadi orang Indonesia melalui pelajaran/matakulia Sejarah Nasionalisme Indonesia sebagai upaya Hegemoni Politik Indonesia ditanah Papua tidak mampu membendung atau bahkan menundukan orang papua menjadi orang Indonesia, kondisi itu adalh fakta bahwa orang papua bukan orang Indonesia, sejara Indonesia bukanlah sejarah orang papua, Bangsa Papua telah Merdeka pada tanggal 1 Desember 1961 yang disaksikan langsung melalui Radio Nederlan oleh Ratu Belanda itulah sejarah politik bangsa Papua yang diakui oleh Orang Papua sekarang sehingga walaupun dengan cara apapua upaya Indonesia di Tanah Papua semuanya akan terjadi “ibarat tebar garam di air laut”
Hegemoni politik Indonesia melalui pendidikan itu kini telah menjadi boomerang bagi Indonesia sendiri karena generasi muda papua telah sadar bahwa Indonesia sedang menrampok kekayaan alam mereka, membunuh orang tua mereka, menyiksa kakak mereka, memperkosa mama-mama Papua. Selain itu sikapnya Indonesia yang represif terhadap orang Papua dengan label Seperatis, GPK, OPM, Makar, dan lebel baru yang dinaikan yaitu Teroris telah melahirkan rejor muri Pelanggaran HAM Berat Indonesia terhadap Bangsa Papua di mata Internasional.
Para pemerhati HAM diseluruh dunia sekarang sedang membahas, menyaksikan, dan mengodok cara atau upaya untuk menyeret Indonesia kemahkama internasional.
Kondisi inipulah yang akan membuka kenyataan politik Busuk Indonesia dan Amerika Serikat yang memanfaatkan PBB sebagai Lembaga HAM Internasional untuk melakukan pelanggaran HAM atas Tanah Papua pada tahun 1962 yang ditunjukan dengan dicetuskannya THE NEW YOORK AGEREMEND sebagai produk Hukum Internasional untuk memecahankan persoalan ketegangan politik Indonesia antara Belanda atas Tanah Papua.
Gerakan para pemimpin papua ditingkat internasional sekarang telah menghasilkan buah yang manis, tidak ketingalan gerakan pejuang-pejuang muda di setiap kota studi diluar papua, serta gerakan generasi muda ditanah papua yang gagah berani (KNPB), dan eksistensi OPM Faksi Militer telah membuktikan kepada dunia internasional bahwa ada skenario busuk Amerika Serikat, Cs dan Indonesia yang telah menumbalkan HAM Orang Papua, dan telah memperkosa DEWI KEADIALAN di TANAH PAPUA. Pemerkosa DEWI KEADILAN ditanah Papua yang dimaksudkan disini adalah PRESIDEN INDONESIA dan Kementriannya, KAPOLRI, PANGLIMA TNI, HAKIM, POLISI dan TENTARA baik Organik maupun non Organik yang bertugas di Tanah Papua merekalah pemerkosa DEWI KEADILAN di tanah Papua.
Mesin waktu yang kian beruba akan menghasilkan momen-momen yang beragam, sang waktu juga selalu memberikan jawaban bagi siapapun yang sedang berkarya. Perjuangan ideologis bangsa papua yang aktif diperjuangan oleh orang Papua juga akan mendapatkan jawabannya pada waktunya tiba.
Waktu yang dimaksud kini kian dekat dan bahkan telah sampai pada gerbang kebebasan, sudah terlihat beberapa pemimpin papua ditingkatan internasional yang telah sampai pada gerbang itu (BENNY WENDA) sehingga “MARI KITA IKUTI JEJAK LANGKAH DAN ARAHAN POLITIKNYA”
agar “KITA MENIKMATI KEMERDEKAAN ABADI, DIATAS TANAH PAPUA YANG KAYA RAYA DIATAS ADAT PAPUA YANG BERJIWA SOSILIS, DAN SALING MENGHARGAI ATARA SESAMA MASYARAKAT ADAT, DAN SALING MELINDUNGI ANTARA SESAMA MASYARAKAT ADAT PAPUA”.
“Kritikanmu adala Pelitaku”
by Pedalaman Gunung (FB)
0 komentar for "Pertarungan Ideologi yang Curang Ditenggah Penghargaan Terhadap Ham dan Demokrasi Secara Internasional"