Pembicara dari latar belakang akademi menghadirkan Prof. Dr. Tamrin
Tomagalo dari Universitas Indonesia dan Drs. Fritz Kiriho dari Vreij
Univrsiteit Amsterdam. Pyinky Indarti, SH hadir sebagai pembicara dari
Lembaga Pengawasan dan Penyelidikan Monitoring Hak Asasi Manusia di
Indonesia (Imparsial). Yorrys Raweyai dihadirkan dari partai politik
Golongan Karya (Golkar). Dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Dr. Adriana Elisabeth hadir sebagai pembicara. Dr. Rizal Ramli dari
Rumah Perubahan juga diundang sebagai pembicara pada peluncuran dan
bedah buku itu.
Mengawali peluncuran dan bedah buku, tokoh Papua yang lantang
menyuarakan hak-hak masyarakat adat Papua ini mengatakan, buku itu
merupakan sebuah renungan setelah mengikuti, melihat dan merasakan apa
yang dilakukan oleh negara terhadap umat Allah yang mendiami dan
dititipkan di bumi cenderawasih (Papua).
“Isi buku akan mendorong orang malanesia di pulau Papua untuk
merenungkan dan membandingkan apa yang terjadi bagi orang Papua selama
ini. Orang Papua selama ini ditindas, gampang dibunuh, dibodohi dengan
cara yang tidak manusiawi. Padahal, orang malanesia adalah kekayaan
atau ciptaan Allah. Maka, hati nurani saya tergerak untuk mencari akal
permasalahan di balik penindasan terhadap umat Allah di tanah
Papua,”kata Yoman.
Buku yang terdiri dari delapan bab itu, menurut Yoman, intinya
adalah berbicara tentang pemusnahan orang asli Papua dengan berbagai
cara. “Salah satu tujuan yang terselubung di balik semuanya ini adalah
untuk merebut kekayaan alam Papua yang melimpah. Mereka lakukan
berbagai hal yang bertentangan dengan Firman Allah,”kata pendeta yang
seringkali mengaku dikejar-kejar Kopassus ini.
“Saya sangat sedih melihat umat Tuhan di tanah Papua. Di sana, ada
banyak masalah yang diciptakan dan dipelihara oleh oknum-oknun
tertentu. Saya sebagai gambala/penyambung lidah Allah harus memihak sama
umat Tuhan. Karena, membela umat Tuhan adalah tanggang jawab saya.
Kalau tidak, Tuhan akan menanyakan, mengapa umat-Ku dibiarkan begitu
saja,”katanya.
Yoman pada akhir peluncuran dan bedah buku mengajak generasi muda
Papua belajar dan berjuang menjadi mandiri. “Timbah sendiri sumurmu
untuk mensejahterakan rakyatmu sendiri. Semangatlah berjuang untukmu
tanahmu sendiri. Saya juga mengajak kepada gembala-gembala yang lain
untuk melindungi ras Malanesia di Papua Barat,”ajak Yoman.
Bedah buku dihadiri oleh berbagai kalangan. Mereka yang hadir tidak
hanya mahasiswa asal Papua tetapi juga mahasiswa luar Papua dan para
aktivis dari berbagai organisasi. Berbagai kalangan mengatakan
keprihatinan mereka atas kekerasan di bumi Papua yang masih belum
selesai. (Yanuarius Mote/DE/23/Yanus/MS)
sumber :majalahselangkah
0 komentar for "Yoman : Kembali Luncurkan Buku Kekerasan di Papua"