Jayapura (1/7)---Situasi
perbatasan Indonesia dan Papua Nugini di Kabupaten Keerom, Papua
mencekam dan sunyi. Sebab puluhan kepala keluarga mengungsi ke wilayah
Papua Nugini dengan cara membuat tenda-tenda darurat. Tokoh agama
setempat, Pastor John Djonga mengatakan, kondisi ini terjadi sejak tiga
hari lalu, saat aparat TNI melakukan penyisiran ke daerah-daerah
perbatasan di Keerom menjelang hari ulang tahun (HUT) Organisasi Papua
Merdeka (OPM) yang biasa diperingati pada 1 Juli.
“Hari Sabtu (30/6) tuh, orang sudah tidak jalan kemana-mana. Itu
sudah informasi yang begitu banyak anggota TNI. Kemudian ini malam
mereka tidak bisa tidur karena didatangi. Sebagian juga yang di Kampung
Arso dibelakang itu, ada 10 keluarga itu sudah buat pondok di sebelah
(Papua Nugini) mengungsi. Misalnya, mereka yang tinggal di Arso Kota,
Wembi, dan di Wor. Saya ada himbau warga tetap tenang dan tak terpancing
isu-isu yang beredar di tengah masyarakat saat ini," katanya, Minggu
(1/7).
Menurut Pastor Djonga, para tokoh agama setempat, masyarakat dan juga
Dewan Adat Keerom sudah meminta kepada kelompok OPM pimpinan Lambert
Pekikir untuk tidak mengibarkan Bendera Bintang Kejora pada HUT OPM,
pada 1 Juli ini, sebab akan berhadapan dengan aparat keamanan. "Memang
secara terbuka Lambert sudah menyampaikan itu. Kita semua juga sudah
larang, tapi kalau betul dia yang kasih naik bendera, Dewan Adat Keerom
minggu lalu sudah bilang itu nanti berhadapan dengan militer,” katanya.
Kata Pastor Djonga, pihaknya berharap aparat keamanan mengedepankan
cara-cara persuasif dan bukan dengan kekerasan senjata. Sebab jika
memang ada bendera yang naik, jangan bunuh orangnya atau jangan mereka
ditembak, tapi seharusnya ditangkap dan diproses sesuai hukum berlaku.
“Kami harap aparat keamanan tak melakukan tindakan tembak di tempat bagi
mereka atau pelaku pengibaran Bintang Kejora. Sebab cara-cara tersebut
tak menyelesaikan masalah,” katanya.
Kepolisian Daerah Papua mengklaim menemukan enam buah Bendera Bintang
Kejora yang dikibarkan orang tak dikenal. Dari data yang didapat,
empat bendera ditemukan di daerah Wembi, yakni wilayah perbatasan
Indonesi dan Papua Nugini di Kabupaten Keerom, Papua. Selain itu, juga
ada dua bendera berkibar di Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura,
Papua.
“Semunya ada enam bendera. Di wilayah Kabupaten Keerom ada empat dan
di Kota Jayapura ada dua bendera, tepatnya mereka tancapkan di got-got
atau selokan di wilayah Entrop PTC, di Distrik Jayapura Selatan, Kota
Jayapura. Sebenarnya seluruh polisi mengamankan semua itu," kata
Direktur Reserse dan Kriminal Polda Papua Kombes Polisi, Wachyono,
Minggu (1/7).
Menurut Wachyono, pelaku pengibar Bendera Bintang Kejora diduga
sementara kelompok Lambert Pekikir atau anak buahnya, terutama di
wilayah perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini di Kabupaten Keerom.
"Ya indikasinya anak buahnya tapi kan kita nggak bisa langsung menuduh,
karena kita kan hanya temukan saja benderanya yang kira-kira ukurannya
tak begitu besar yang ditancapkan di bambu kecil. Benderanya kita sudah
turunkan dan disita sebagai barang bukti,. Situasi sudah aman
terkendali,” katanya.
Sebelumnya, selaku salah satu pimpinan Tentara Pembebasan Nasional
Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPN PB-OPM) yang beroperasi di
wilayah perbatasan Indonesia-Papua Nugini di Kabupaten Keerom, Lambert
Pekikir mengklaim jika tiga daerah di Papua sudah siap untuk mengibarkan
bendera Bintang Kejora saat ulang tahun OPM pada 1 Juli 2012.
Bahkan kata Lambert, pengibaran Bintang Kejora akan dilakukan selama
tiga hari berturut-turut dan OPM akan bertanggung jawab jika ada warga
sipil yang ditangkap karena mengibarkan Bintang Kejora. Sebab kata
Lambert, TPN PB-OPM dengan kekuatan militernya tetap siaga dan siap
melayani kalau ada tindakan kekerasan dari TNI-Polri. (Jubi/lev)
0 komentar for "HUT OPM, Puluhan Keluarga di Keerom Mengungsi"